WahanaNews.com, Jakarta - Disesalkan, banyaknya kontroversi publik yang melibatkan pimpinan atau pegawai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) seharusnya menggugah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi keberadaan lembaga riset tersebut.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
“Jokowi perlu melihat secara objektif dan efektivitas kinerja kelembagaan BRIN pascaleburan dari seluruh lembaga riset kementerian dan nonkementerian dalam satu wadah. Bila penggabungan tersebut hanya melahirkan kasus-kasus kontroversial ditengah masyarakat, sebaiknya Presiden segera membubarkan lembaga tersebut,” bilang Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto kepada pers, Rabu (26/4/2023).
Ingatnya, bukan kali ini saja peneliti BRIN memunculkan kasus kontroversial yang menimbulkan geger di masyarakat, yang kekinian adalah ancaman pembunuhan kepada warga organisasi muslim besar di Indonesia Muhammadiyah oleh aparatur sipil negara (ASN) peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin di akun facebook-nya saat mendukung pernyataan peneliti BRIN Thomas Djamaluddin yang cela Muhammadiyah lantaran melaksanakan peribadatan Idulfitri tidak sama dengan pemerintah.
“Kehebohan sebelumnya, adalah pada pernyataan peneliti BRIN bahwa akan ada badai dahsyat karena cuaca ekstrim di Jabodetabek. Padahal, kewenangan mengumumkan secara resmi soal itu ada di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Ternyata, pernyataan tersebut dibantah BMKG dan nyatanya terbukti tidak ada.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional Erma Yulihastin memprediksi banjir besar akan melanda kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) akibat cuaca ekstrem, kicau Erma di akun Twitternya, Selasa (27/12/2022).
Selain itu, belum usai heboh soal privatisasi Kebun Raya Bogor, meledak kasus penutupan balai riset antariksa Watukosek, Pasuruan per 31 Januari 2023 yang sempat ditanyakan the United Nation Educational and Cultural Organization (Unesco).
“Masalah selanjutnya adalah pembubaran Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang reputasinya diakui publik dan tengah fokus mengembangkan vaksin Covid-19, serta kasus pemecatan secara mendadak para tenaga honorer kapal riset Baruna Jaya,” ungkap Mulyanto.