Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sesar ini memiliki orientasi utara-timur laut hingga selatan-barat daya, dengan pola pergerakan mendatar mengiri.
Diperkirakan, sesar ini telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih terus mengalami pergerakan hingga saat ini.
Baca Juga:
Wabup Pakpak Bharat Serahkan Bantuan Pangan ke Masyarakat
Menurut jurnal "Dinamika Sesar Citarik" karya Sidarto, keberadaan sesar ini dapat diidentifikasi melalui kelurusan Sungai Citarik, yang menjadi salah satu penanda utama jalur pergerakannya.
Sesar ini pertama kali terbentuk pada periode tektonik Miosen Tengah sebagai sesar aktif secara transtensional.
Seiring perkembangan geologi, pada periode Plio-Plistosen dan Kuarter, Sesar Citarik tetap mempertahankan karakteristik pergerakan mendatar mengiri dengan kemiringan ke arah barat laut.
Baca Juga:
Jaga Keandalan Energi Bersih, ALPERKLINAS Serukan Kolaborasi Produsen Panel Surya Lokal dan Impor
Aktivitas dan Potensi Dampak Sesar Citarik
Sesar Citarik memiliki jalur yang membentang dari Samudra Hindia, melewati Pelabuhanratu, Bogor, Bekasi, hingga mencapai Laut Jawa.
Sesar ini bahkan melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti Jakarta dan Bogor, yang berperan penting sebagai pusat ekonomi dan permukiman.