Sejumlah peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga membuat eksperimen yang memungkinkan orang-orang untuk mengenal deepfake lebih dekat. Eksperimen bernama Detect Fakes ini menampilkan sejumlah konten teks, audio, dan video, lalu menguji seberapa mampu pengguna membedakan konten asli dan palsu.
Dlansir dari situs MIT, berikut beberapa tips untuk membedakan konten yang telah dimanipulasi deep fake:
Baca Juga:
Pesan Paus Fransiskus Soal Ancaman AI Buat Umat Manusia
1. Perhatikan wajah. Manipulasi deepfake kelas atas hampir selalu merupakan transformasi wajah.
2. Perhatikan bagian pipi dan dahi. Apakah kulit tampak terlalu halus atau terlalu keriput? Apakah usia kulit sama dengan usia rambut dan mata? Deepfake sering tidak kongruen pada beberapa dimensi.
3. Perhatikan mata dan alis. Apakah bayangan muncul di tempat yang seharusnya? Deepfake sering gagal untuk sepenuhnya memberikan efek alami dari sebuah adegan.
Baca Juga:
Elon Musk Jual X ke Perusahaan AI Milik Sendiri Rp546 Triliun, Apa Maksudnya?
4. Perhatikan kacamata. Apakah ada silau? Apakah ada terlalu banyak silau? Apakah sudut silau berubah saat orang tersebut bergerak? Sekali lagi, deepfake sering gagal untuk sepenuhnya mewakili efek fisika alami terutama pencahayaan.
5. Perhatikan rambut di wajah (kumis dan janggut) atau kekurangannya. Apakah rambut wajah ini terlihat nyata? Deepfake mungkin menambah atau menghapus kumis, cambang, atau janggut. Tapi, deepfake sering gagal membuat transformasi rambut wajah terlihat alami.
6. Perhatikan tahi lalat di wajah. Apakah tahi lalat terlihat nyata?