WahanaNews.co | Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan maraknya pengembangan web3.0 dan metaverse menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.
Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, menyebutkan pengembangan web3.0 dan metaverse perlu dikenalkan dalam program nasional literasi digital.
Baca Juga:
Masyarakat Penajam Paser Utara Diimbau Bijak Gunakan Media Sosial Hindari Jeratan UU ITE
Hal ini dikarenakan kedua segmen tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi di tengah perkembangan era digital.
Menurut Dedy, web3.0 dan metaverse berkembang bersamaan dengan upaya Indonesia yang masih meliterasi masyarakat di ruang digital agar bisa terhindar dari konten- konten negatif.
“Tantangannya adalah memastikan orang tidak hanya bisa memakai internet dan memakai media sosial. Tapi bisa menggunakan itu untuk tujuan positif serta produktif itu PR-nya. Dulu kita bicara website, media sosial, sekarang kita sudah harus berhadapan dengan metaverse. Padahal kita belum selesai menanggulangi konten negatif di ruang digital,” ujar Dedy dalam acara daring di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Untuk itu penting dalam kurikulum Gerakan Literasi Digital Nasional pembahasan mengenai metaverse dan web3.0 dimasukan sehingga masyarakat umum bisa memahami dengan betul kedua hal yang terbilang “dunia baru” itu.
Metaverse sebenarnya sudah lama dibicarakan oleh para ahli teknologi, namun pada 2021 lalu CEO Facebook (kini Meta) Mark Zuckberg mengumumkan perusahaannya akan menghadirkan realitas baru bernama metaverse.
Metaverse secara mudah dikenal juga sebagai extended reality, sebuah lingkungan di ruang digital yang memungkinkan pengguna internet melakukan banyak aktivitas mulai dari bekerja, bermain, hingga bersosialisasi layaknya kehidupan nyata.