Sayangnya, sistem ini belum belum menjadi opsi di semua tipe pesawat komersial, dan hanya ada di pesawat widebody/long haul.
"Seingat saya yang sudah pernah dipasang di Boeing 747-400, Boeing 767-300ER, dan Boeing 777," kata Gerry, melansir Berita Satu.
Baca Juga:
Berikut 5 Tips Bagi Kamu yang Takut Terbang
Dengan makin banyaknya overnight operations pada penerbangan jarak pendek dan menengah menggunakan pesawat berbadan lebar (narrow body), dia mendorong crew alertness monitor ini menjadi opsi di semua tipe pesawat komersial, atau bahkan menjadi mandatory (kewajiban).
"Kalau tidak pasang CAM, sebaiknya kalau mau tidur (bergiliran), pilotnya pasang alarm di handphone, biar kalau pada bablas ketiduran, tidak sampai terlalu lama hingga bahan bakar terlalu tipis," kata Gerry.
Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan Batik Air rute Kendari-Jakarta sempat melenceng arah pada 25 Januari 2024 karena pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit.
Baca Juga:
Dear Traveler! Ini Tips dari Pilot Bagi Kamu yang Takut Terbang
Kopilot bertugas sebagai pilot yang menerbangkan pesawat (pilot flying/PF), sementara kapten pilot bertugas sebagai pilot monitor (pilot monitoring/PM). Sekitar 30 menit setelah lepas landas, kapten pilot meminta izin kepada kopilot untuk beristirahat sejenak.
Pemandu lalu lintas udara tidak mendapatkan respons dari kopilot, dan pada saat itu kapten pilot menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur yang benar dan menemukan kopilot tertidur.
Meski demikian, pesawat berhasil kembali ke jalur penerbangan dan mendarat dengan selamat.