Ia menambahkan bahwa data seismik belum menampakkan pola yang jelas meski lipatan di sisi barat Depok lebih intens dibandingkan sisi timur.
“Dari data seismik mungkin enggak gitu kelihatan, hanya memang di sebelah barat Depok itu lipatannya lebih intens dibandingkan sebelah timur,” tambahnya.
Baca Juga:
BPBD Bogor Keluarkan Surat Edaran Peringatan, 2 Megathrust Bikin Khawatir
Sebagai bagian dari West Java back-arc thrust, Depok blind thrust secara teoritis dapat menjadi sumber gempa.
Namun diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai siklus ulang tahun gempa di wilayah tersebut, di mana setiap jenis gempa memiliki periode masing-masing mulai dari 100 tahun hingga 5.000 tahun sekali.
Menurut rekam jejak historis, Depok blind thrust belum pernah terbukti menjadi sumber gempa, namun sebuah penelitian pada 2015 mencatat peristiwa gempa besar di sekitar Jakarta pada tahun 1699, 1780, dan 1834.
Baca Juga:
Komponen Penting Baterai Kendaraan Listrik, Harta Karun Langka RI Incaran Asing
Peristiwa ini pernah dikaitkan dengan patahan di kawasan tersebut meski penyebab pastinya belum dapat dipastikan.
“Kalau kita lihat secara kegempaan, boleh jadi (Depok blind thrust ikut aktif) di 1699, 1780, dan 1834, tapi sampai saat ini, sumber kegempaan dari ketiga event belum diketahui,” kata Sonny.
Sonny menekankan pentingnya pemahaman masyarakat Depok tentang adanya sesar aktif sebagai dasar mitigasi, termasuk memperkuat pengait seluruh barang yang terpasang di dinding rumah.