Saat Bumi bergerak dan mendekati Saturnus, perspektif manusia di Bumi membuat planet yang jauh itu tampak bergerak mundur. Selama beberapa bulan, alih-alih bergerak ke timur melalui konstelasi bintang-bintang, planet ini bergerak ke barat.
Gerakan "mundur" atau yang dikenal dengan retrograde tersebut dimulai pada 4 Juni dan akan berlangsung hingga 23 Oktober.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Lebih lanjut, Fassett merekomendasikan teleskop 4 inci hingga 8 inci untuk mengamati Saturnus dan cincinnya selama oposisi. Dengan teleskop yang layak, bahkan pengamat dapat melihat sekilas Titan dan bulan Saturnus lainnya.
"Selalu sangat menyenangkan untuk melihat planet-planet yang jauh, dan Saturnus itu liar," kata Fassett.
"Cincinnya dan karakteristik unik lainnya menjadikannya subjek studi yang bagus bagi para astronom amatir dan penggemar ruang angkasa muda, dan bulan-bulannya sangat menarik," imbuhnya.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
NASA sendiri memiliki proyek Dragonfly yang akan dimulai pada 2027. Pada proyek itu, NASA akan mengirim wahana ke permukaan satelit Saturnus, Titan yang ditargetkan mendarat di sana pada pertengahan 2030.
Wahana tersebut akan mengkaji atmosfer dan mengambil sampel dari permukaan Titan. Diharapkan, hal itu menambah pemahaman manusia tentang karakter Titan untuk mungkin ditinggali. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.