WahanaNews.co, New York - Seorang mantan karyawan Tesla, Lukasz Krupski, mengungkapkan bahwa perusahaan yang dimiliki oleh Elon Musk tersebut telah berbohong.
Krupski menyoroti ketidakamanan teknologi kendaraan self-driving Tesla untuk digunakan di jalan raya.
Baca Juga:
Elon Musk Dinobatkan sebagai CEO dengan Gaji Tertinggi Sepanjang Sejarah
Salah satu poin yang dibahasnya adalah bahwa fitur autopilot pada kendaraan Tesla masih membutuhkan kehadiran seseorang di belakang kemudi.
Krupski menyatakan bahwa ketidaksiapan teknologi ini membuat pengguna Tesla menjadi bagian dari suatu eksperimen di jalan.
"Menurut saya, perangkat kerasnya belum siap," ujar Krupski seperti yang dikutip oleh BBC pada Rabu (6/12/2023).
Baca Juga:
Investor Tesla Setujui Paket Gaji CEO Elon Musk Senilai Rp917 Triliun
Dia menekankan bahwa masalah ini dapat berdampak pada semua orang, bahkan mereka yang tidak menggunakan Tesla.
Menurutnya, situasi ini mengakibatkan kita semua menjadi bagian dari eksperimen di jalanan umum.
Bahkan orang-orang yang tidak memiliki kendaraan Tesla juga terlibat, seperti anak-anak yang berjalan di trotoar.
Krupski juga mengklaim bahwa ia menemukan bukti bahwa Tesla belum mematuhi persyaratan untuk pengoperasian kendaraan yang aman dengan teknologi otonom.
Mobil Tesla juga dilaporkan melakukan 'pengereman hantu', yakni mobil berhenti secara acak untuk merespons hambatan yang tidak ada.
Sejumlah karyawan Tesla telah melaporkan terkait hal itu kepada Krupski. Ini juga muncul dalam data soal keluhan pengguna.
Tesla juga mengeluarkan data yang membeberkan kecelakaan mobilnya akibat autopilot di Amerika Serikat (AS).
Dalam data tahun 2022, rata-rata satu kecelakaan terkait dengan kantong udara mengembang setiap 5 juta mil perjalanan.
Autopilot milik Tesla juga diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS. Sejumlah lembaga, termasuk National Highway Traffic Safety Administration, melakukan penyidikan serupa.
Surat kabar asal Jerman, Handelsblatt mempublikasikan Tesla Files. Laporan ini setelah Krupski membagikan data internal sebesar 100 GB.
Selama ini, Tesla dan Elon Musk kerap mengumbar kecanggihan teknologi self-driving Tesla.
Bahkan, ketika ada beberapa korban berjatuhan, Musk tetap mengatakan mobil self-driving Tesla lebih jago ketimbang manusia.
Iklan Tesla yang dipublikasikan juga menuai kritik karena memperlihatkan mobil self-driving yang berjalan mulus di tengah kota tanpa ada hambatan sama sekali.
Sebelumnya, saat pamer kecanggihan teknologi self-driving Tesla, Elon sesumbar bahwa momen itu merupakan peluncuran produk yang lebih besar dari apapun di Bumi tahun ini.
CNBC International melaporkan bahwa Elon Musk memulai acara dengan menginspirasi para penonton.
"Yang kita saksikan di sini adalah truk yang melebihi truk dan mobil sport yang melebihi mobil sport, dalam satu kemasan," ujar Musk.
Musk menjelaskan bahwa Cybertruck memiliki bodi baja yang tahan peluru dan jendela yang "kebal batu."
Ia melakukan kembali eksperimen yang sebelumnya gagal pada acara pamer Cybertruck sebelumnya, di mana kaca Cybertruck pecah saat ditimpuk batu pada acara 2019.
Namun, kali ini, kaca Cybertruck berhasil bertahan.
Truk listrik ini memiliki kemampuan menarik beban hingga 5 ton dan dapat mencapai kecepatan 96 kilometer per jam dalam waktu hanya 2,6 detik.
Bak Cybertruck terbuat dari bahan gabungan dengan dimensi panjang 1,8 meter dan lebar 1,2 meter.
Musk menyatakan bahwa Cybertruck akan "mengubah pemandangan di jalan raya" dan menegaskan bahwa "masa depan akhirnya terlihat seperti masa depan."
Harga Cybertruck tidak diumumkan oleh Musk langsung di atas panggung.
Namun, di situs web Tesla, harga model penggerak roda belakang Cybertruck sekitar 50 persen lebih tinggi dari target harga sebelumnya, yaitu sekitar US$ 40.000 (sekitar Rp 621 juta) atau sekitar Rp 900 juta.
Pada bulan Oktober, Musk mengungkapkan tantangan dalam produksi Cybertruck dan menyatakan kepada investor bahwa "kami menggali kuburan kami sendiri dengan Cybertruck."
Menurut daftar harga di situs web Tesla, model roda penggerak belakang Cybertruck dijual seharga sekitar US$ 60.990 (sekitar Rp 950 juta), sementara versi premium yang disebut Cyberbeast dihargai US$ 99.990 (Rp 1,55 miliar).
Model all-wheel drive dijadwalkan akan dirilis dengan harga US$ 79.900 (Rp 1,24 miliar) pada tahun 2025.
Model dasar Cybertruck roda penggerak belakang dilengkapi dengan baterai yang dapat menempuh jarak 402 km dengan akselerasi 0 hingga 96 km dalam 6,5 detik.
Sementara itu, versi all-wheel drive ditargetkan memiliki jangkauan 547 km dan mampu mencapai kecepatan 96 km dalam 4,1 detik dengan kecepatan tertinggi 180 km per jam.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]