Kemudian, para ahli saraf memberi penundaan sementara antara gerakan peserta dan sentuhan robot. Dalam kondisi yang tidak sinkron ini terjadi distorsi persepsi temporal dan spasial yang membuat para peneliti mampu menciptakan kembali ilusi hantu.
Para peserta tidak menyadari tujuan percobaan. Setelah sekitar tiga menit sentuhan tertunda, para peneliti menanyakan apa yang mereka rasakan.
Baca Juga:
Ketua DPRD Sulbar dan Kadis PUPR Tinjau Tanah Bergerak di Mamuju Tengah
Secara naluri, subjek dalam studi ini melaporkan "rasa kehadiran" yang kuat, bahkan menghitung hingga empat "hantu" yang sebenarnya tidak ada.
"Bagi beberapa orang, perasaan itu begitu kuat sehingga mereka meminta untuk menghentikan eksperimen tersebut," kata Giulio Rognini, peneliti yang memimpin studi.
Hasil ini menegaskan bahwa ada persepsi yang berubah dari tubuh mereka sendiri karena sinyal-sinyal yang terjadi di otak.
Baca Juga:
La Nina Berpotensi Muncul di Indonesia, BMKG Ingatkan Waspada Dampak Buruknya
"Eksperimen kami menginduksi sensasi kehadiran yang asing di laboratorium untuk pertama kalinya. Ini menunjukkan bahwa hal itu dapat muncul dalam kondisi normal, hanya melalui sinyal sensorik-motorik yang saling bertentangan," terang Blanke.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.