Keene juga menambahkan kasus syarat tanda tangan dengan emoji jempol ini unik. Dalam persidangan, Achter dikenakan denda senilai 82 ribu Kanada atau sekitar Rp925 juta.
"Saya yakin dengan keseimbangan probabilitas Chris menyetujui kontrak seperti yang dilakukan sebelumnya, kecuali kali ini dia menggunakan emoji jempol," ucap Keene.
Baca Juga:
Berikut Tips Cara Menghapus Pesan di WhatsApp Secara Permanen
"Menurut saya, persyaratan tanda tangan dipenuhi oleh emoji jempol dari Chris dan ponselnya unik," imbuhnya.
Di Amerika Serikat, emoji bulan purnama juga membawa seorang investor bernama Ryan Cohen terseret ke pengadilan. Emoji bulan memang kerap digunakan untuk menggantikan frasa "to the moon", yaitu sinyal bahwa harga saham atau aset kripto akan meroket "hingga ke bulan."
"Ketika orang-orang heboh [mempromosikan] saham, mereka mengatakan bahwa saham tersebut akan melejit," ujar Profesor Eric Goldman, salah satu direktur High Tech Law Institute di Santa Clara University.
Baca Juga:
Simak Cara Kembalikan Chat WA yang Tak Sengaja Terhapus
Cohen mengunggah di Twitter tentang sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya ia miliki disertai dengan emoji bulan purnama.
Ada pendapat kalau penggunaan emoji dalam kasus investor tersebut diartikan sebagai sinyal terselubung agar orang-orang membeli saham tersebut. Aksi ini adalah 'insider trading' yang melanggar hukum.
"Ini menjadi contoh lain bagaimana sebuah emoji dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang serius, dalam hal ini, potensi penipuan terkait keamanan," kata Profesor Goldman.