Urine hanya menghasilkan 1 persen dari air limbah di pabrik pengolahan Eropa, tetapi itu juga menjadi salah satu sumber nutrisi utama, seperti nitrogen yang mencemari dan merusak sungai dan danau.
Tove Larsen, seorang ilmuwan senior di Institut Sains dan Teknologi Perairan Federal Swiss (Eawag), berpendapat, menggunakan kembali urine yang dialihkan pada sumbernya menjadi pupuk bukanlah hal yang sulit.
Baca Juga:
Revolusi Spacewalk: Urine Astronot Kini Bisa Jadi Air Minum dalam Hitungan Menit
"Jika tidak, Anda mengekstrak emas dari air limbah Anda dan bukan mendaur ulangnya ke industri, Anda hanya membuangnya," katanya.
Teknologi yang berkembang
Menurut Larsen, sejauh ini, salah satu tantangan utama toilet pengalih urine adalah toilet tersebut dianggap tidak praktis untuk digunakan dan diproduksi.
Baca Juga:
BNN Razia dan Tes Urine Mendadak di Pelabuhan Angin Gunungsitoli, 1 Orang Positif Narkoba
Namun, kata dia, toilet model baru yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss, Laufen dan Eawag, diharapkan bisa mengubah itu.
Toilet pengalih urine adalah kunci.DW Toilet pengalih urine adalah kunci.
Model ini menggunakan "efek teko".
Di bagian atas, di depan mangkuk, dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan urine menetes ke dalam lubang terpisah mirip dengan saat teh menetes ke bagian luar pot saat dituangkan pada sudut tertentu.