Nah bagian pentingnya. Meskipun sumber energinya adalah radiasi nuklir, baterai hasil pengembangan ini tidak mengandung bahan radioaktif di dalam komponennya.
Ia hanya memanfaatkan radiasi yang ada di luar baterai. Karena itulah, baterai ini aman untuk dipegang atau disentuh langsung oleh manusia tanpa khawatir terpapar radiasi dari baterainya itu sendiri.
Baca Juga:
Korupsi Proyek Baterai Litium Rp431 Miliar di PT Telkom, Tersangka Bertambah Jadi 10 Orang
Dirancang untuk Misi Khusus
Mengingat karakteristiknya, baterai "sel surya nuklir" ini tidak ditujukan untuk ponsel atau laptop kita, detikers. Teknologi ini dirancang untuk aplikasi yang lebih spesifik, terutama di lokasi-lokasi:
- Tempat penyimpanan limbah nuklir (memanfaatkan radiasi yang sudah ada).
Baca Juga:
Trik Menjaga Kesehatan Baterai Laptop: Batasi Sampai 80%!
- Peralatan untuk eksplorasi luar angkasa atau laut dalam.
- Lokasi-lokasi terpencil atau sulit dijangkau yang membutuhkan sumber daya tahan lama dengan perawatan minimal.
Para peneliti mengakui bahwa untuk saat ini, produksi massal baterai jenis ini masih menghadapi tantangan, terutama soal biaya dan kompleksitas pembuatannya.