WahanaNews.co | Drone transportasi selama ini mengandalkan laser Light Detection and Ranging (LiDARS) dengan mengukur denyut yang memantul dari permukaan bumi guna memastikan ukuran jarak.
Penelitian baru telah digambarkan sebagai cara meningkatkan kekuatan radiasi tersebut.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
Satu metode untuk menghasilkan radiasi laser berkekuatan tinggi yang diperlukan untuk pengembangan drone transportasi telah ditemukan para ilmuwan Rusia di Ioffe Physical-Technical Institute of the Russian Academy of Sciences, St Petersburg.
Drone transportasi yang telah dibuat baru-baru ini hanya dapat bekerja dengan menggunakan laser LiDARS (Light Detection And Ranging).
Akibatnya, laser ini mengumpulkan data tentang permukaan dengan mengukur waktu "pantulan kembali" sinar laser yang dipantulkan ke penerima.
Baca Juga:
Pantau Pergerakan Polisi, Bandar Narkoba di Kampung Bahari Pakai CCTV hingga Drone
Kesulitan utama dalam penggunaan LiDARS adalah untuk "melihat" objek yang berjarak ratusan meter dalam cuaca dan kondisi apa pun, diperlukan daya yang besar agar laser cukup terang saat beroperasi pada kecepatan nanodetik.
Saat ini, laser serat dan solid-state digunakan di LiDARS tetapi karena membutuhkan tahap "pemompaan" tambahan (untuk mentransfer energi dari sumber eksternal ke laser), keduanya tidak efisien.
Ilmuwan institut itu berhasil menyingkirkan "tahap tambahan dalam rantai konversi energi untuk sumber daya menjadi energi untuk radiasi laser," menurut Sergei Slipchenko, peneliti senior di Laboratorium Dioda Laser Semikonduktor Institut Ioffe.