Sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bagaimana lanskap yang berkurang dapat mendorong patogen, parasit, dan inang bersama-sama dengan cara baru.
Para peneliti mengatakan bahwa limpasan gletser mengarah pada peluang virus yang lebih besar melompat ke inang eukariota.
Baca Juga:
Pesta Raya Flobamoratas, Ajang Festival Mendekatkan Isu Perubahan Iklim kepada Masyarakat Luas
Namun, peningkatan risiko limpahan berbeda dalam sampel tanah dan sedimen danau. Di tanah, dengan aliran lelehan glasial yang tinggi, risiko tumpahan meningkat ke titik sebelum menurun, sedangkan risiko terus meningkat pada sampel sedimen danau.
Salah satu penjelasan yang dikemukakan oleh para peneliti adalah bahwa peningkatan limpasan berarti lebih banyak bahan organik dan organisme di dalamnya terbawa ke danau daripada tetap di darat.
"Seiring perubahan iklim, aktivitas metabolisme mikrobiosfer Arktik juga bergeser, yang pada gilirannya mempengaruhi banyak proses ekosistem seperti munculnya patogen baru," tulis para peneliti.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Akibat Krisis Iklim
Pada saat yang sama, para ilmuwan juga memperingatkan peningkatan risiko pandemi yang disebabkan oleh banyak faktor: tidak terkecuali aktivitas manusia yang menghancurkan habitat alami dan memaksa hewan dan manusia untuk hidup dalam jarak yang semakin dekat.
Terlebih dengan pemanasan global, spesies akan cenderung bergerak ke utara untuk mempertahankan lingkungan dengan jenis suhu yang sama. Maka dari itu, potensi virus untuk melompat ke spesies baru tumbuh lebih jauh.