WahanaNews.co | Bongkahan es raksasa di Kutub Utara Arktik terus mencair.
Hangatnya suhu menyebabkan dataran es ini mencair dan menjadi 'wadah' bagi virus baru bahkan pandemi selanjutnya.
Baca Juga:
Pesta Raya Flobamoratas, Ajang Festival Mendekatkan Isu Perubahan Iklim kepada Masyarakat Luas
Dalam sebuah studi baru di Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, para peneliti menganalisis sedimen tanah dan danau dari Danau Hazen, danau terbesar berdasarkan volume di utara Lingkaran Arktik.
Penelitian ini berusaha mengidentifikasi kumpulan virus yang ada di tanah dan danau tersebut.
Dengan menggunakan algoritma komputer, ilmuwan mengidentifikasi virus dengan hewan, tumbuhan, dan inang jamur yang ada di daerah tersebut.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Tim peneliti akhirnya menemukan apabila virus memiliki kemampuan menempel ke spesies inang baru dan terus menyebar, seperti yang dilakukan SARS-CoV-2 dengan berpindah dari populasi hewan liar ke manusia.
"Risiko limpahan meningkat dengan limpasan dari pencairan gletser, proksi untuk perubahan iklim," tulis para peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan dikutip dari Science Alert, Senin (24/10/2022).
"Jika perubahan iklim juga menggeser rentang spesies dari perantara virus dan wadahnya ke utara, Arktik Tinggi bisa menjadi lahan subur bagi pandemi yang muncul," lanjut hasil penelitian itu.