Penelitian juga menemukan remaja menghargai keaslian di media sosial dan merasa lebih terhubung ketika kontek yang mereka lihat lebih autentik.
Meskipun beauty filter dilarang, TikTok masih memperbolehkan penggunaan filter yang bersifat lucu atau kreatif seperti efek telinga hewan atau animasi lainnya. Filter semacam ini dinilai tidak berdampak signifikan pada persepsi diri karena tujuannya adalah untuk hiburan, bukan untuk memodifikasi penampilan fisik.
Baca Juga:
Usut Kontes Kecantikan Transgender di Jakarta Pusat, Polisi Akan Periksa Penyelenggara
Larangan beauty filter adalah bagian dari langkah lebih luas TikTok untuk melindungi pengguna muda. Selain itu, platform ini memperketat proses verifikasi usia pemuda untuk memastikan bahwa hanya mereka yang berusia di atas 13 tahun yang dapat mengakses layanan.
TikTok bahkan menghapus sekitar 6 juta akun setiap bulan secara global karena gagal memenuhi persyaratan usia.
Kebijakan TikTok ini juga mencerminkan tren global dalam mengatur akses media sosial bagi remaja. Sebagai contoh, Australia baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang melarang anak di bawah 16 tahun menggunakan media sosial tanpa izin orang tua, sementara beberapa negara lain seperti Prancis dan beberapa negara bagian di AS juga mengambil langkah serupa.
Baca Juga:
Aqua+ Series Indonesia Berikan Tips Langkah Dini Cegah Penuaan Dini
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.