WahanaNews.co, Jakarta - Kendaraan listrik yang beroperasi di jalan-jalan masih memancarkan emisi, meskipun dalam tingkat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kendaraan bensin dan diesel yang biasa kita lihat.
Menurut Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif dari Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), kendaraan listrik tetap menghasilkan emisi yang lebih sedikit daripada kendaraan konvensional, bahkan ketika sumber daya listriknya berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Kendaraan listrik lebih efisien dengan segala sumber listrik yang digunakan. Hal itu selaras dan mencerminkan emisi yang lebuh rendah yang dimiliki kendaraan listrik dibandingkan kendaraan bahan bakar minyak," ungkap Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin dalam dialog virtual di Jakarta, Kamis (19/10) mengutip Antara.
Menurut Ahmad, hanya sekitar 46 persen dari energi yang ada dalam tangki kendaraan konvensional yang benar-benar digunakan untuk menggerakkan roda, sedangkan sisanya hilang selama proses transfer BBM dan pembakaran di ruang pembakaran.
Energi tersebut juga digunakan untuk keperluan listrik tambahan, kerugian di drivetrain, dan kerugian parasit.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Di sisi lain, total kerugian energi agregat kendaraan listrik hanya sekitar 11 persen, dengan perhitungan total energi yang hilang berkisar antara 31 hingga 35 persen. Namun, penggunaan teknologi regenerative braking system memungkinkan kendaraan listrik untuk mengumpulkan sekitar 22 persen energi dengan menangkap kembali energi selama proses pengereman.
Ketika kendaraan listrik direm, energi tersebut dialihkan untuk menggerakkan dinamo motor yang menghasilkan listrik yang dapat disimpan dalam baterai.
"Emisi kendaraan listrik lebih rendah dibandingkan kendaraan bermesin hybrid dan kendaraan BBM," kata Ahmad.