Kendaraan BBM bermesin 2.000 cc yang menggunakan standar Euro 6 dengan bensin RON 95 sulfur maksimum 10 ppm memiliki level emisi karbon tertinggi mencapai 179,17 gram karbon dioksida per kilometer.
Kendaraan bermesinhibrida2.000 cc ditambah 85 kilowatt yang mengonsumsi BBM jenis RON 95 sulfur maksimum 10 ppm memiliki emisi karbon 76,79 gram karbon dioksida per kilometer.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Sementara itu, kendaraan listrik dengan tenaga sebesar 85 kilowatt yang mengandalkan pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara memiliki tingkat emisi karbon sekitar 67,82 gram per kilometer.
Sebaliknya, kendaraan listrik serupa dengan daya sebesar 85 kilowatt yang mendapatkan pasokan listrik dari sumber energi terbarukan memiliki tingkat emisi karbon hanya sekitar 9,90 gram per kilometer.
Ahmad mengemukakan bahwa walaupun emisi kendaraan listrik yang bergantung pada pasokan listrik dari pembangkit batu bara lebih rendah, namun penting untuk segera menghentikan penggunaan pembangkit listrik batu bara dan menggantikannya dengan sumber energi yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Pembangkit energi terbarukan memiliki potensi untuk mendukung percepatan penurunan emisi kendaraan, termasuk emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.