Rak es yakni lapisan terapung permanen dari air tawar beku yang menempel di daratan, membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terbentuk dan bertindak seperti penopang yang menahan gleser.
Jika ini tidak ada, maka gletser akan dengan mudah meluncur ke laut dan menyebabkan permukaan laut naik. Saat lapisan es stabil, siklus alami jangka panjang dari terbentuknya es menjaga ukurannya tetap konstan.
Baca Juga:
Komunitas Lintas Agama Bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono Aksi Nyata untuk Lingkungan
Namun dalam beberapa dekade terakhir, pemanasan lautan telah melemahkan rak es dari bawah. Akibatnya, lapisan es Antartika mencair lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Fenomena lapisan es Antartika meleleh lebih cepat ini, sebelumnya didokumentasikan oleh altimeter satelit yang mengukur perubahan ketinggian es, menunjukkan kerugian rata-rata 14 juta ton per tahun dari 2002 hingga 2020.
Citra satelit Antartika
Baca Juga:
BMKG Goes To Campus, Berikan Kuliah Tamu Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan di Universitas Satya Terra Bhinneka
Dalam melakukan analisis ini, tim mensintesis citra satelit dari panjang gelombang yang terlihat menggunakan termal-inframerah dan radar untuk memetakan aliran glasial sejak tahun 1997 lebih dari 50.000 Km dari garis pantai Antartika.
Kerugian yang diukur dari terbentuknya es melampaui pengisian lapisan es alami sangat besar, sehingga ditemukan Antartika tidak mungkin dapat kembali ke tingkat gletser pra-2000 pada akhir abad ini.
Pelepasan glasial yang dipercepat seperti penipisan es, paling menonjol di Antartika Barat, daerah yang terkena dampak lebih parah oleh arus laut yang memanas.