Rekaman uji coba yang dirilis General Atomics menunjukkan MQ-9B sukses menembak jatuh drone yang menyerupai HESA Shahed 136 buatan Iran -- jenis drone bunuh diri yang sempat digunakan dalam konflik Timur Tengah.
Momen ini menjadi bukti kemampuan destruktif senjata laser tersebut di medan nyata.
Baca Juga:
Rusia Banjiri Ukraina dengan 355 Drone, Trump Meledak: Putin Sudah Gila!
Drone MQ-9B sendiri terkenal karena daya jelajahnya yang luar biasa -- mampu terbang selama lebih dari 40 jam dengan satu kali pengisian daya.
Namun, pengintegrasian senjata laser diperkirakan akan mempengaruhi durasi operasional tersebut, meskipun General Atomics belum merinci seberapa besar konsumsi energinya.
Dalam pernyataan resminya, pihak perusahaan menyatakan bahwa laser ini dapat digunakan tidak hanya untuk menyerang tetapi juga untuk bertahan, terutama dalam menghadapi drone murah yang jumlahnya terus meningkat di medan pertempuran.
Baca Juga:
Rusia Gempur Ukraina Tanpa Ampun dengan 367 Drone dan Rudal, 12 Tewas
Dr. Yuki Nakamura, peneliti sistem senjata energi diarahkan dari Tokyo Defense Institute, menambahkan, “Kelebihan senjata laser terletak pada kecepatannya -- nyaris tanpa jeda antara deteksi dan penyerangan. Ini menjadikannya ideal untuk menghadapi ancaman drone swarm, yang semakin sering digunakan dalam konflik modern.”
Kekuatan penghancur yang dikombinasikan dengan presisi tinggi dan biaya operasional rendah membuat sistem ini sangat menarik bagi masa depan strategi tempur Amerika Serikat, terutama dalam mengatasi serangan asimetris yang tidak bisa ditangkal dengan sistem konvensional.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.