Ionosfer merupakan wilayah atmosfer Bumi yang terbentang dari sekitar 65 km hingga lebih dari 1.000 km (ISS mengorbit sekitar 400km).
Pada ketinggian ini, sebagian gas atmosfer terionisasi membentuk plasma, yang berarti molekulnya terpecah menjadi partikel bermuatan, dengan atom positif disebut ion sedangkan atom negatif disebut elektron.
Baca Juga:
Gerakan Pungut Sampah (GPS) Dilakukan Satgas Preventif Ops Damai Cartenz di Intan Jaya
Ionisasi di atmosfer terjadi karena paparan radiasi ultraviolet dari matahari, partikel berenergi tinggi dari luang angkasa, bahkan meteor yang terbakar.
Mengingat partikel bermuatan berlawanan memberikan gaya tarik menarik satu sama lain, ion dan elektron juga cenderung bergabung kembali menghasilkan molekul netral. Sehingga, terdapat fluktuasi yang kompleks dan terus menerus di ionosfer antara produksi plasma dan hilangnya plasma karena rekombinasi.
Sebagian besar proses ini tidak terdeteksi dalam cahaya tampak, tapi dapat memengaruhi panjang gelombang cahaya radio yang lebih panjang.
Baca Juga:
3 Langkah Ini Ampuh Melacak HP yang Hilang
Plasma di ionosfer dapat memantulkan gelombang radio pada frekuensi tertentu, menyebarkannya ke frekuensi lain bahkan memblokirnya sama sekali.
Sifat-sifat ini membuat ionosfer berguna untuk beberapa teknologi modern termasuk komunikasi radio frekuensi tinggi, tetapi ionosfer terpengaruh pada lingkungan luar angkasa atau peristiwa-peristiwa di Bumi.