WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinvest), Luhut Binsar Panjaitan, menghibahkan
tanah seluas 10 hektare di Daerah Jonggol, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang akan diperuntukkan bagi
pembangunan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).
Dalam unggahan terbarunya di akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Luhut
mengatakan, hibah tanah itu merupakan amanat dan janji yang pernah ia ungkapkan
kepada Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Baca Juga:
Ekspor Kemenyan Tembus Rp847 M, Luhut Dorong Hilirisasi Komunitas
Luhut mengaku pernah mengusulkan
kepada Gus Dur untuk membuat sekolah bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) berkualitas, yang kala itu disambut dengan sangat antusias.
"Akhirnya kesempatan yang saya nantikan itu tiba. Saya menepati
janji yang saya buat dengan guru saya. Dengan didampingi salah satu putri almarhum Gus Dur, Mbak @yennywahid, saya menyaksikan langsung
proses hibah tanah seluas 10 hektare di daerah Jonggol Kabupaten Bogor,
kemudian akan dibangun Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia," katanya.
Luhut juga melihat antusiasme Ketua
Umum PBNU, Said Aqil Siradj, dalam prosesi tersebut.
Baca Juga:
Tunggu Perpres, Luhut Pastikan Proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya Tak Mandek
"Saya melihat Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj
@saidaqilsiroj53 ikut semangat karena inilah momen yang sangat ditunggu-tunggu,
yaitu kebersamaan melaksanakan program sesuai dengan hasil Muktamar Jombang,"
ucapnya.
Di depan para pengurus PBNU, Luhut
menyampaikan keseriusannya untuk ikut serta terlibat dalam perencanaan
pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.
Ia juga menyampaikan usulan grand design pembangunan universitas
itu.
"Syukur-syukur pada tahun ini sudah jadi masterplan-nya sehingga
pemerintah bisa juga membantu pembangunannya secara keseluruhan. Saya ingin
pembangunan infrastruktur ini tidak hanya membangun pendidikan fisiknya saja,
tetapi juga membangun pendidikan manusia, khususnya nahdiyin secara keseluruhan,"
tuturnya.
Luhut juga berharap kampus itu dapat
melahirkan banyak intelektual yang menjunjung tinggi kebhinnekaan, serta religiositas yang
nasionalis dan berbudaya.
Hal itu sesuai dengan jati diri nahdliyin yang religius namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya Nusantara.
"Saya percaya hal ini bisa diwujudkan karena @nahdlatululama selalu
dinaungi osemangat kepemimpinan yang mengayomi antarsesama. Dengan keberadaan
ini, menjadi rumah bagi cendekiawan dan intelektual yang memiliki misi
kemanusiaan, yaitu menjunjunjung tinggi kepedulian dan toleransi terhadap
sesama anak bangsa," jelasnya.
Sementara itu, mantan Sekretaris Presiden RI ke-4, Sulaiman,
menuturkan, hasil diskusi Gus Dur dengan Pak Luhut Binsar Panjaitan, salah satunya, adalah keinginannya mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang modern buat masyarakat, khususnya warga Nahdliyin.
"Cita-cita Gus Dur ini sudah
dimulai dengan dihibahkannya tanah seluas 10 hektar dari sahabat beliau, yaitu Pak Luhut B Panjaitan, ke PBNU, yang diserahkan langsung kepada Prof KH Said Aqil Siradj, Ketua PBNU, yang juga
merupakan sahabat dan murid Gus Dur," tuturnya.
Sambung Sulaiman, KH Said Aqil Siradj, yang merupakan sahabat dan murid Gus Dur, sangat peduli dengan dunia pendidikan, dan
sepeninggalnya Gus Dur ia ikut bekerja di Kemenko Kemaritiman
dan Investasi.
"Mudah-mudahan jika pandemi sudah
berakhir saya dapat mendampingi Pak Luhut ziarah ke makam Gus Dur di PP
Tebuireng, Jombang," tutupnya. [dhn]