WahanaNews.co | Beberapa fenomena cuaca disebut para pakar menjadi penyebab kondisi cuaca di Indonesia menjadi tidak menentu meski telah masuk musim kemarau.
Simak penjelasannya berikut.
Baca Juga:
BMKG: Hari Raya Idulfitri, Waspada Hujan Lebat di Dua Hari Lebaran
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), musim kemarau kali ini masuk ke dalam kategori musim kemarau basah yang dilatarbelakangi faktor angin dan siklon tropis.
Situasi yang sama pernah terjadi di Tanah Air pada 2013.
Karena hal tersebut, sejumlah daerah di Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau tetap basah akibat hujan.
Baca Juga:
BMKG Peringatkan Ancaman Gelombang Tinggi di Perairan Banggai Saat Mudik Lebaran
Misalnya, dalam dua hari terakhir, cuaca ekstrem seperti ini melanda berbagai daerah, seperti Jabodetabek, Bali, dan Jawa Timur.
Di tempat-tempat tersebut hujan terpantau lebat umumnya dimulai siang hingga sore.
"Hujan terpantau di Jabodetabek, yg merupakan aliran hujan dari Sumatra. Pengaruh vorteks Samudra Hindia dapat menciptakan kemarau basah," kicau Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, di Twitter.