WahanaNews.co | Rencana bank sentral untuk meluncurkan mata uang digital mendapat dukungan miliarder kripto terkaya di dunia.
Mata uang digital ini bukanlah ancaman bagi mata uang kripto lainnya, pasalnya bank sentral akan memvalidasi teknologi blockchain dan membangun kepercayaan di antara yang pihak-pihak skeptis.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Menurut CEO pertukaran crypto terbesar di dunia, Binance, pada Rabu, 2 November, sebagian besar bank sentral utama, termasuk Federal Reserve AS, Bank of England dan Bank Sentral Eropa, sedang mempelajari potensi peluncuran versi digital mata uang mereka, yang disebut CBDC.
"Apakah (CBDC) merupakan ancaman bagi Binance atau mata uang kripto lainnya? Saya rasa tidak. Saya sangat berpikir bahwa semakin banyak yang kita miliki, semakin baik," kata CEO Binance, Changpeng Zhao, pada konferensi pers yang dikutip Reuters, dalam konferensi teknologi terbesar di Eropa, KTT Web, di Lisbon.
Dia mengatakan teknologi blockchain di balik cryptocurrency harus tersedia untuk CBDC dan diadopsi oleh pemerintah.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Ini akan memvalidasi konsep blockchain, sehingga siapa pun yang masih memiliki kekhawatiran tentang teknologi, akan mengatakan: 'Oke, pemerintah kami menggunakan teknologi sekarang'," kata Zhao.
"Jadi, semua itu bagus," katanya. Ia juga menambahkan bahwa CBDC masih akan berbeda dari kripto asli karena "mata uang kripto adalah aset deflasi".
Namun, baru-baru ini cryptocurrency sangat berkorelasi dengan pasar saham, dengan kedua aset terkoreksi tajam karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan rekor inflasi.
"Secara teori mereka harus berkorelasi terbalik, tetapi hari ini mereka berjalan dengan cara yang sama, terutama karena sebagian besar orang yang berdagang di crypto (aset) juga berdagang saham," katanya.
"Ketika The Fed menaikkan suku bunga, dan pasar saham jatuh, mereka menginginkan lebih banyak uang, jadi mereka menjual kripto. Ini karena basis pengguna masih sangat berkorelasi," katanya. [Tio]