Sebagai perusahaan yang pakar dalam perlindungan siber, Acronis memberikan temuan-temuan penting dari laporan ancaman siber H2 2023. Temuan tersebut adalah adanya tren keamanan siber yang secara signifikan terjadi dari Juli 2023 hingga Desember 2023, serta prediksi seperti apa keamanan siber di tahun 2024 ini.
"Kami di Acronis bangga dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesadaran akan keamanan cyber di Indonesia. Forum ini menjadi kesempatan bagi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kami dalam melindungi bisnis dari ancaman siber yang semakin kompleks. Kami percaya bahwa dengan berkolaborasi bersama MyBATICloud dan PT Dima Indonesia, kita dapat membangun pondasi keamanan siber yang tangguh bagi bisnis-bisnis di Indonesia, sehingga mereka dapat terus berkembang dalam era digital yang penuh tantangan ini," kata I Putu Pande Budiarta, Cloud Partner Success Manager Acronis.
Baca Juga:
Polisi Ungkap 300.000 Data Dibeli Sindikat Kejahatan Siber dari Dark Web
Laporan Acronis mengatakan kalau sebanyak 28 juta URL telah diblokir pada titik akhir di Q4 2023, yang artinya turun 36% dibandingkan Q4 2022. Sebanyak 33,4% dari seluruh email yang diterima juga disebut sebagai spam, dan 1,5% berisi malware atau tautan phishing.
Acronis pun merilis adanya 1.353 kasus ransomware pada Q4 2023. Dalam laporannya, LockBit, Play, dan ALPHV merupakan kontributor utamanya. Fakta lainnya adalah, ChatGPT dan sistem AI generatif serupa telah digunakan untuk melancarkan serangan siber, membuat konten berbahaya, dan mengotomatiskan serangan.
Forum ini turut memberikan wawasan praktis tentang bagaimana MyBATICloud bersama Acronis membantu organisasi dalam menghadapi ancaman siber mengerikan dari laporan tersebut. Melalui proteksi, perusahaan dapat terhindar dari serangan ransomware, phishing, dan lainnya.
Baca Juga:
Pakar Keamanan Siber Ingatkan Pemerintah Soal Batas Waktu Pembentukan Komisi PDP
Sementara untuk masa mendatang, laporan ini menyoroti adanya potensi ancaman siber masa depan yang perlu diwaspadai, antara lain Serangan Phishing Canggih, Deepfake untuk Rekayasa Sosial, dan Kerentanan Model AI.
Serangan Phishing Canggih merupakan serangan yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat email atau pesan phishing lebih meyakinkan dan terpersonalisasi. Hal ini membuat pengguna semakin sulit untuk membedakannya dengan email asli. Lalu, Deepfake untuk Rekayasa Sosial mungkin peringatan tentang penggunaan deepfake, yaitu video atau rekaman audio yang dimanipulasi untuk menipu orang untuk tujuan jahat.
Deepfake ini dapat digunakan untuk merusak reputasi seseorang atau mempengaruhi opini publik. Dan yang terakhir Kerentanan Model AI, yakni tentang penjahat siber yang memanfaatkan kelemahan dalam model AI untuk mencuri informasi atau mengganggu operasi.