Saat itu, Lenovo menawarkan opsi kesepakatan lintas lisensi yang adil, logis dan non-diskriminatif atau dikenal fair, reasonable, and non-discriminatory (FRAND) sebagai solusinya.
Namun Asus menolak tawaran itu, sehingga memantik Lenovo menggugat balik perusahaan tersebut.
Baca Juga:
PT PLN Gandeng Perusahaan China dalam Kembangkan Bisnis Manufaktur Kelistrikan
Menurut wakil penasehat umum dan kepala kekayaan intelektual Lenovo, John Mulgrew, saat ini Lenovo perlu mempertegas portofolio patennya dengan lebih aktif.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperjelas perannya saat menjadi pemegang lisensi dan saat menjadi pemberi lisensi.
Pasalnya, Mulgrew menilai ada semakin banyak pihak pemberi lisensi yang mengabaikan ketentuan lisensi FRAND dan mengandalkan ancaman demi mengambil royalti dari pemegang lisensi.
Baca Juga:
Ini Kelebihan dari Zenbook S13 Laptop Ultra Portabel OLED Tipis
Pertimbangan ini juga menjadi salah satu alasan Lenovo menggugat Asus.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.