WahanaNews.co, Jakarta - Kabar terkini mengenai proyek Hot Backup Satellite (HBS), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa satelit HBS dihentikan pemerintah.
Budi menegaskan bahwa proyek HBS yang sudah berjalan ini tidak ditunda, melainkan dihentikan.
Baca Juga:
Korut Rencanakan Peluncuran Satelit, Jepang-Korsel Minta Dibatalkan Langsung
"Bukan (ditunda) tapi diterminasi karena setelah dikaji secara teknis, itu tanya ke Satgas (Bakti Kominfo) saja," kata Budi.
Berdasarkan peninjauan Satgas Bakti Kominfo yang telah dibentuk Budi pada 12 Oktober itu, proyek HBS dinilai tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Adapun menurut pemberitaan terakhir detikINET, proyek HBS progresnya sudah mencapai lebih dari 80%.
"Tim Satgas menilai ini perlu dihentikan. Kalau teknis-teknis gitu tanya ke satgas saja. (Terkait slot orbit HBS) itu kan komersial, biarkanlah, itu sudah diputuskan Satgas Bakti Kominfo yang mutusin," tuturnya.
Baca Juga:
Ilmuwan Takjub, Ada 3 Bulan Baru Mengorbit di Neptunus dan Uranus
Melansir detikINET Sabtu (21/10/2023) telah mengonfirmasi terkait penghentian proyek HBS ke Ketua Satgas Bakti Kominfo Sarwoto Atmosutarno. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari Sarwoto.
Kominfo melalui Bakti melakukan pengadaan Hot Backup Satellite (HBS) sebagai satelit cadangan satelit Satria-1. Semula proyek ini sebagai bentuk mitigasi apabila peluncuran Satria-1 anomali.
Adapun pada 11 Maret 2022, Kominfo mengumumkan Kemitraan Nusantara Jaya sebagai pemenang tender proyek HBS. Kemitraan Nusantara Jaya ini merupakan konsorsium dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Ketika itu, Dirut Bakti Anang Latif mengungkapkan pengadaan Infrastrutkur (Capital Expenditure/capex) penyediaan HBS membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 5.208.984.690.000, termasuk PPN.
"Sedangkan biaya jasa pengoperasian dan pemeliharaan Infrastruktur HBS senilai Rp 475.204.320.000, termasuk PPN per tahun selama masa operasi 15 tahun," ungkap Anang.
Adapun pelaksanaan pengadaan proyek penyediaan HBS mengacu pada Peraturan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Nomor 4 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite.
Dalam pelaksanaannya, Boeing ditunjuk sebagai perusahaan manufaktur untuk proyek HBS. Roket peluncurnya menggunakan Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan Elon Musk. Sedangkan, untuk slot orbit menggunakan administrator Indonesia pada slot 113 derajat Bujur Timur.
[Redaktur: Alpredo Gultom]