Dengan kekuatan alam sedemikian besar itu, apa mitigasi atau usaha untuk mengurangi dampak bencananya?
Abdul Muhari mengatakan mitigasi yang bisa dilakukan saat bencana terjadi hanyalah evakuasi demi menyelamatkan nyawa.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
"Ketika kita bicara tsunami megathrust, maka ketika itu, kita bicara upaya mitigasinya untuk penyelamatan nyawa, evakuasi, hanya evakuasi," ujar dia, dikutip dari Antara.
Ia mencontohkan gempa besar Jepang 2011 dengan tsunami setinggi 10-15 meter. Menurutnya, tidak ada satu struktur yang dapat menahan gelombang tsunami, baik itu beton, baja, atau struktur vegetasi.
Pengalaman gempa megathrust Aceh 2004, kawasan yang berdampak tsunami bisa mencapai 3 kilometer dari pantai.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Sementara, Indonesia memiliki sejumlah daerah rawan gempa megathrust yang dapat memicu tsunami, yakni pantai barat Sumatera, dan pantai selatan Jawa, selatan Sulawesi, bagian utara Sulawesi, dan utara Papua.
Jika guncangan gempa tidak berhenti lebih dari 30 detik, ia mengatakan ada peluang 75 persen untuk tsunami meskipun terjadi pelan-pelan. Yang perlu didahulukan, kata dia, adalah evakuasi.
"Ada beberapa tempat yang mungkin di bawah 10 menit tsunaminya udah sampai. Jadi kita benar-benar berpacu dengan waktu, ada atau tidak peringatan dini diterima oleh masyarakat di kawasan pesisir," kata Abdul. [rds]