WahanaNews.co | Pertanyaan ini mungkin sempat terbesit di pikiran kita. Mengapa penggunaan pupuk kimia dalam pertanian dapat memicu terjadinya pemanasan global?
Meskipun pupuk memiliki manfaat bisa menyuburkan tanaman dan menghasilkan panen yang unggul, ternyata pupuk kimia juga bisa menyebabkan pencemaran dan memicu pemanasan global.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Diketahui, pupuk kimia mulai diproduksi secara luas mulai tahun 1900-an dan sudah digunakan banyak petani di seluruh dunia.
Pupuk kimia sendiri mengandung nitrogen yang dibutuhkan tumbuhan, namun ternyata tidak semua nitrogen tersebut diserap oleh tumbuhan.
Sebagian nitrogen tersebut kemudian dipecah oleh mikroorganisme ataupun mengalir bersama air dan berikatan dengan oksigen yang membentuk gas dinitrogen oksida (N2O).
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Gas ini adalah gas rumah kaca yang memicu terjadinya peningkatan suhu bumi. Bahkan, diniotogren oksidan mampu 300 kali lebih kuat dari karbon dioksida (CO2) dalam memanaskan atmosfer. Sehingga, peningkatan kadar dinitrogen oksida di atmosfer memicu terjadinya pemanasan global.
Menurut para ilmuwan, peningkatan kadar N2O ini sebagian besar disebabkan karena penggunaan pupuk kimia dalam pertanian.
Hal ini dibuktikan dengan peningkatan tajam N2O di atmosfer yang bertepatan dengan penggunaan pupuk kimia revolusi hijau sekitar tahun 1960-an.
Disimpulkan, penggunaan pupuk kimia berbasis nitrogen dapat meningkatkan kadar gas rumah N2O di atmosfer dan memicu terjadinya pemanasan global.
Selain itu, pembuatan pupuk kimia juga mengemisikan gas karbon dioksida (CO2). Karena selain menggunakan nitrogen, pupuk kimia juga menggunakan senyawa amonia (NH3).
Amonia dibuat pada tekanan tinggi di bawah suhu tinggi maka dari itu ia akan membutuhkan banyak energi dalam pembuatannya.
Energi ini didapat dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas. Pembakaran bahan bakar tersebut akhirnya mengemisikan CO2.
Ini artinya, makin banyak pupuk kimia yang dibuat, maka makin banyak juga karbon dioksida yang diemisikan.
Padahal karbon dioksida sendiri adalah gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. [tum]