WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di balik ketenangan laut tropis, tersimpan potensi ledakan energi alam yang dahsyat. Fenomena cuaca ekstrem yang dikenal sebagai siklon tropis sering kali datang tanpa ampun, menyapu wilayah pesisir dengan angin berkekuatan tinggi dan hujan yang mengguyur deras.
Meski telah lama diteliti, badai besar ini masih menjadi salah satu kekuatan alam yang paling meresahkan sekaligus memikat perhatian para ilmuwan meteorologi.
Baca Juga:
Siklon Errol Muncul dari Laut, Cuaca Ekstrem Mengintai NTT hingga 19 April
Siklon tropis merupakan salah satu peristiwa atmosfer paling intens di permukaan Bumi.
Kehadirannya kerap disertai dengan hembusan angin sangat kencang, hujan deras dalam waktu singkat, serta gelombang laut tinggi yang mengancam pelayaran dan daerah pesisir.
Tak jarang, keberadaan badai ini menyebabkan banjir bandang, kerusakan parah pada infrastruktur, hingga terputusnya akses transportasi dan logistik di kawasan terdampak.
Baca Juga:
Spiral Maut di Langit Timur Indonesia, BMKG: 96S Akan Jadi Siklon Penuh dalam 72 Jam
Namun di balik kedahsyatannya, pembentukan siklon tropis merupakan hasil dari interaksi kompleks sejumlah kondisi atmosfer dan lautan.
Tidak sembarang waktu dan tempat dapat melahirkan badai sebesar ini—ada prasyarat alami yang wajib dipenuhi agar sistem badai bisa tumbuh secara berkelanjutan.
Apa Itu Siklon Tropis?
Siklon tropis adalah sistem badai besar yang berkembang di atas perairan tropis dan ditandai oleh pusat tekanan rendah yang dikelilingi oleh angin berputar cepat. Radius sistem ini dapat mencapai 150 hingga 200 kilometer.
Di tengah siklon terdapat zona yang relatif tenang, dikenal sebagai "mata badai", yang dikelilingi oleh "dinding mata", yaitu wilayah tempat terjadi konsentrasi angin dan hujan paling intens.
Fenomena ini terbentuk di wilayah tropis karena suhu permukaan laut yang hangat menyediakan energi utama untuk memicu dan mempertahankan aktivitas badai.
Siklon tropis berbeda dari badai di lintang tengah karena bergantung sepenuhnya pada panas laten dari penguapan air laut.
Bagaimana Proses Terbentuknya Siklon Tropis?
Proses pembentukan siklon tropis sangat bergantung pada kombinasi beberapa faktor lingkungan. Berikut ini adalah kondisi-kondisi utama yang bisa memacu badai tropis terus berkembang:
• Suhu Permukaan Laut yang Tinggi
Permukaan laut harus memiliki suhu minimum 26,5°C hingga kedalaman sekitar 60 meter.
Suhu hangat ini menyediakan energi melalui penguapan air, yang kemudian dikonversi menjadi panas laten saat uap air naik dan mengembun, memicu pertumbuhan awan badai.
• Atmosfer yang Tidak Stabil
Ketidakstabilan atmosfer memungkinkan terbentuknya awan-awan besar, khususnya Cumulonimbus, yang menjadi tempat utama pertumbuhan badai.
Ini menandakan adanya gerakan vertikal udara ke atas (konveksi) yang kuat.
• Kelembapan Udara yang Memadai
Lapisan udara di ketinggian sekitar 5 kilometer harus cukup lembap agar pertumbuhan awan tidak terhambat. Udara kering dapat menyebabkan awan pecah dan mencegah perkembangan siklon.
• Letak yang Jauh dari Khatulistiwa
Badai tropis biasanya muncul minimal 500 kilometer dari garis khatulistiwa. Di dekat khatulistiwa, gaya Coriolis yang menyebabkan pembentukan pusaran angin terlalu lemah, sehingga sulit untuk memunculkan rotasi badai.
• Adanya Gangguan Atmosfer Awal
Biasanya berupa pusaran angin di permukaan laut atau gelombang tropis yang memicu terbentuknya sistem awan konvektif yang terorganisir.
• Perbedaan Kecepatan Angin
Jika terdapat perbedaan besar antara kecepatan angin di permukaan dan di ketinggian, struktur badai akan mudah terganggu dan tidak dapat berkembang optimal.
Pertumbuhan Siklon Tropis di Dunia
Siklon tropis tidak terbentuk secara acak, melainkan di area tertentu yang memiliki suhu laut tinggi dan kondisi atmosfer mendukung. Secara umum, dunia memiliki tujuh wilayah utama yang menjadi tempat kelahiran badai tropis:
Atlantik Utara: Meliputi Samudra Atlantik bagian utara, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko.
Pasifik Timur Laut: Mencakup pesisir barat Meksiko hingga ke tengah Samudra Pasifik.
Pasifik Barat Laut: Wilayah barat dari garis bujur 180° BT, termasuk Laut Cina Selatan dan sekitar Jepang.
Hindia Utara: Kawasan Teluk Benggala dan Laut Arab menjadi tempat munculnya siklon yang sering memengaruhi India, Bangladesh, dan Pakistan.
Hindia Selatan: Bagian selatan Samudra Hindia di sebelah barat garis 100° BT.
Hindia Tenggara (Wilayah Australia): Mencakup laut-laut di sekitar Australia bagian barat hingga ke tengah.
Pasifik Barat Daya: Meliputi perairan timur Australia hingga ke arah Pasifik Selatan.
Wilayah-wilayah ini kerap mengalami pembentukan badai tropis secara musiman.
Suhu permukaan laut yang tinggi, kelembapan yang mencukupi, serta posisi lintang yang strategis membuat kawasan tersebut menjadi ‘dapur’ utama bagi terbentuknya sistem siklon tropis.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]