Pergeseran iklim yang dramatis menimbulkan dampak besar di seluruh dunia, memicu kejadian cuaca ekstrem, banjir dan kekeringan, yang memicu pengungsian dan meningkatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan kerawanan pangan.
Namun WMO menyebut pula masih ada secercah harapan seiring dengan melonjaknya penggunaan energi terbarukan.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
Mereka mencatat kapasistas pembangkit energi terbarukan terutama tenaga surya, angin, dan air di tahun 2023 meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun 2022.
Melansir Kompas.com, laporan tersebut memicu banyak reaksi dan seruan untuk mengambil tindakan segera.
“Satu-satunya tanggapan kita adalah menghentikan pembakaran bahan bakar fosil sehingga kerusakan dapat dikurangi,” kata Martin Siegert, profesor geosains di Universitas Exeter.
Baca Juga:
Suhu Jabodetabek 1 Oktober 2023 Diperkirakan Tembus 36 Derajat Celsius
Biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan aksi iklim tampak mahal tetapi dampak dari tidak adanya tindakan terhadap perubahan iklim jauh lebih tinggi. Apalagi jika tidak melakukan apa pun.
Pemerintah dan masyarakat harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.