WMO mengatakan tahun 2023 suhu rata-rata di dekat permukaan adalah 1,45 derajat Celcius di atas suhu pra-industri.
Angka tersebut mendekati ambang batas kritis 1,5 derajat yang disepakati negara-negara dalam perjanjian iklim Paris tahun 2015.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
Apa yang kita saksikan pada tahun 2023, terutama dengan memanasnya lautan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyusutnya gletser, dan hilangnya es laut di Antartika menimbulkan kekhawatiran khusus.
Salah satu temuan yang sangat mengkhawatirkan adalah gelombang panas laut rata-rata yang melanda hampir sepertiga lautan global setiap harinya di tahun 2023.
Dan pada akhir tahun 2023, lebih dari 90 persen lautan telah mengalami gelombang panas sepanjang tahun.
Baca Juga:
Suhu Jabodetabek 1 Oktober 2023 Diperkirakan Tembus 36 Derajat Celsius
Gelombang panas laut yang lebih sering dan intens akan menimbulkan dampak negatif yang besar bagi ekosistem laut dan terumbu karang.
Sementara itu, gletser-gletser utama di seluruh dunia mengalami kehilangan es terbesar sejak pencatatan dimulai pada tahun 1950, yang didorong oleh pencairan es ekstrem di Amerika Utara bagian barat dan Eropa.
Selain itu, WMO juga mencatat rata-rata kenaikan permukaan air laut global selama dekade terakhir (2014-2023) lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan dekade pertama yang dicatat oleh data satelit.