Dalam sebuah peristiwa yang emosional, Wu meletakkan ponsel di atas nisan putranya di sebuah pemakaman di China bagian timur.
Dari ponsel itu, terdengar suara Xuanmo yang tidak pernah diucapkan sebelumnya tetapi terdengar nyata berkat teknologi AI.
Baca Juga:
Elon Musk Jual X ke Perusahaan AI Milik Sendiri Rp546 Triliun, Apa Maksudnya?
"Saya tahu kamu sangat kesakitan setiap hari karena saya, dan merasa bersalah serta tidak berdaya," ujar suara yang dibuat AI, menirukan mendiang Xuanmo.
Wu berharap bisa menciptakan replika digital yang lebih realistis dari anaknya di dunia virtual. Ia bahkan mulai meneliti cara untuk menyinkronkan realitas dengan metaverse, sehingga bisa memiliki kembali sosok anaknya dalam bentuk digital.
Untuk mewujudkan impiannya, Wu mengumpulkan semua foto, video, dan rekaman audio milik putranya, lalu membayar perusahaan AI untuk mengkloning suara dan wajah Xuanmo.
Baca Juga:
Hadapi Lonjakan Konektivitas Saat Ramadan dan Lebaran, Indosat Perkuat Jaringan dengan AI
Meskipun hasilnya belum sempurna, Wu bertekad membangun database informasi tentang anaknya agar bisa dimasukkan ke dalam algoritma yang mampu meniru pola pikir dan cara bicara Xuanmo dengan presisi.
Teknologi "ghost bots" seperti ini memang telah berkembang di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, dan kini semakin pesat di China.
Pendiri perusahaan AI Super Brain, Zhang Zewei, yang pernah berkolaborasi dengan Wu, menyatakan bahwa teknologi ini masih dalam tahap perkembangan.