"Infonya terlalu dadakan sih ini, soalnya seller belum sempat mitigasi dan udah terlanjut invest banyak untuk jualan di TikTok," katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (4/10).
Terlebih, Ira dan timnya telah bersiap untuk melakukan campaign 10.10. Event tanggal kembar merupakan salah satu momen untuk para penjual online, biasanya mereka menawarkan diskon lebih besar, sehingga menarik minat para pembeli.
Baca Juga:
Gunawan 'Sadbor' Ditetapkan Tersangka Judi Online, Kampungnya Mendadak Sepi.
Meski masih bisa berjualan di platform lain, Ira prihatin dengan para penjual lain yang hanya berfokus di TikTok. Mereka dinilai telah berusaha membangun algoritma dengan membuat konten setiap hari, live hingga 24 jam, dan memasang iklan dengan biaya tak sedikit.
Senada, Salsa (24), social media specialist di sebuah brand kecantikan merasa kaget dengan penutupan platform ini. Padahal merek yang ia kelola memiliki banyak audiens di TikTok.
"Cukup kerasa sih kaget dan perubahannya karena kemarin kan apalagi untuk brand skincare yang gue handle gedenya di TikTok. Sekarang mau enggak mau harus beralih online ads nya ke Instagram buat promote di e-commerce kayak Shopee Tokped, Lazada," ujarnya.
Baca Juga:
Berikut Tips Cara Jitu Menambah Jumlah Followers di TikTok
"Audience kita banyak banget banget di TikTok dan lebih bisa ngejangkau semua kalangan," imbuhnya.
Selain itu, fitur Live Shopping yang disediakan TikTok juga dinilai sangat membantu penjualan perusahaannya.
"Kalo untuk live shopping juga gedenya di TikTok, kalo di Shopee sebagai pengguna gue aja enggak pernah dan enggak familiar untuk nonton live-nya," katanya.