Sebelumnya, melalui akun yang sama, terungkap pembobolan data milik Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) per akhir pekan lalu, Sabtu (22/6).
Akun tersebut memaparkan data yang dibocorkan MoonzHaxor di antaranya adalah gambar sidik jari, email, dan aplikasi SpringBoot yang telah dikonfigurasi.
Baca Juga:
Prabowo Bertemu Xi Jinping di Beijing, Kompak Puji Kepemimpinan Jokowi
Penjahat siber tersebut menjual data-data tersebut dengan data US$1.000 atau sekitar Rp164 juta.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Senin (24/6) mengakui ada kebocoran data lama milik Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri.
"Terkait dengan dugaan insiden pada INAFIS yang ada di kepolisian, jadi hasil koordinasi kita dengan kepolisian, nanti boleh ditanyakan kepada mereka lebih lanjut," ujar Kepala BSSN Hinsa Siburian, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (24/6).
Baca Juga:
Termasuk Kepala BAIS, Panglima TNI Mutasi 52 Pati
"Karena data ini kan ditemukannya dari dark web, sama dengan pasar gelap, jadi tentu kami crosscheck, kami konfirmasi dengan kepolisian apa benar ini data kalian? Mereka bilang itu ada data memang data lama," lanjutnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.