Penelitian untuk Departemen Energi AS menemukan dekomposisi mengurangi efektivitas teknologi tersebut, sementara makalah dari konferensi tahun 2021 menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Ton-That juga mengatakan teknologi Clearview bisa digunakan untuk menyatukan para pengungsi yang terpisah dengan keluarga mereka, mengidentifikasi mata-mata Rusia, dan membantu pemerintah menyanggah unggahan hoaks di media sosial terkait perang.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Ton-That mengatakan tujuan pasti dari penggunaan teknologi tersebut oleh kementerian pertahanan Ukraina tidak jelas. Bagian lain dari pemerintah Ukraina diperkirakan akan mengerahkan Clearview dalam beberapa hari mendatang, seperti disampaikan Ton-That dan Wolosky.
Wolosky mengatakan, gambar-gambar VKontakte membuat data Clearview lebih lengkap daripada PimEyes, mesin pencarian gambar yang tersedia secara publik yang digunakan orang untuk mengidentifikasi seseorang dalam foto-foto perang.
VKontakte belum menanggapi permintaan komentar. Sementara itu Facebook telah meminta Clearview berhenti mengambil datanya.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Sedikitnya satu pengkritik mengatakan pengenal wajah bisa salah mengidentifikasi orang di pos pemeriksaan dan dalam pertempuran. Ketidakcocokan ini bisa menyebabkan kematian warga sipil, seperti salah tangkap yang dilakukan polisi, kata Albert Fox Cahn, Direktur Eksekutif Surveillance Technology Oversight Project di New York.
"Kita akan melihat teknologi yang tujuannya baik ini menyerang balik dan merugikan orang-orang yang seharusnya dibantu," jelasnya, dikutip dari Reuters, Kamis (17/3).
Ton-That mengatakan, Clearview tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya sumber identifikasi dan dia tidak ingin teknologi itu digunakan dengan melanggar Konvensi Jenewa, yang menetapkan standar legal perlakuan terhadap kemanusiaan selama perang.