WahanaNews.co | Data pribadi sejumlah pejabat di Indonesia diobrak-abrik hacker Bjorka. Aksinya di media sosial itu bikin gaduh Twitter.
Salah satu data yang dibocorkan oleh hacker Bjorka adalah data pribadi Menkominfo sekaligus Sekjen NasDem, Johnny G Plate. Sosok di balik akun hacker Bjorka itu pun membuat banyak pihak menerka-nerka hingga menyoroti gaya bahasanya.
Baca Juga:
Ahok Umumkan Akun Instagram Miliknya Dihack Orang Tak Dikenal
Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengungkapkan analisisnya terkait sosok di balik topeng anonimous hacker Bjorka. Willy merespons pengakuan hacker Bjorka dan melihat gaya bahasa yang dituturkan Bjorka ke publik terlihat seperti gaya bahasa dalam negeri.
"Walaupun Bjorka berlindung di balik 'sumbangsih buat kawannya di Warsawa' kita tahu pelaku ini gaya bahasanya adalah gaya bahasa dalam negeri. Mudah sekali aparat menemukannya jika memang dirasa meresahkan dan dianggap perlu," kata Willy saat dihubungi, Minggu (11/9/2022).
Menurut Willy, aparat seharusnya tak kesulitan mengidentifikasi sosok di balik topeng hacker Bjorka. Ia mengatakan Bjorka telah melanggar Undang-Undang Informasi, Transaksi, dan Elektronik (UU ITE).
Baca Juga:
Situs PN Jakpus Kena Hack, Peretas Bawa-bawa Bjorka hingga Kasus Sambo
"Saya yakin bahwa tidak akan sulit bagi aparat hukum kita untuk mengidentifikasi dan menemukan siapa di balik akun Bjorka yang telah melanggar UU ITE dengan meretas perangkat atau sistem di mana terkumpul data pribadi. Kita tunggu saja tanggal mainnya," kata Willy.
Willy kemudian menyoroti pernyataan hacker Bjorka yang menyebut agar badan perlindungan data pribadi ada di tangan korporasi atau pihak lain yang berada di luar hukum. Willy pun menolak dan akan melawan hal tersebut.
"Kalau diperhatikan dari cuitannya, Bjorka ini ingin agar agensi perlindungan data pribadi berada di tangan korporasi atau aktor lain yang berada di luar hukum. Itu tentu tidak bisa kita amini. Kita akan kembali pada masa gelap di mana kepala manusia bergantung pada manusia lainnya, bukan pada hukum. Kita akan lawan itu bersama-sama. Tidak boleh ada manusia yang kebal di luar hukum," kata Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.
Namun demikian, Willy kemudian menyoroti proses pembahasan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) yang masih berlangsung di parlemen. Menurutnya, catatan dari hacker Bjorka bisa dipertimbangkan soal lembaga yang tepat untuk memegang wewenang terkait perlindungan data pribadi warga.
"RUU PDP saat ini memang masih akan dibahas bersama pemerintah dan DPR, catatan dari Bjorka boleh jadi bisa menjadi pertimbangan tentang lembaga yang tepat dalam pelindungan data pribadi nantinya," katanya.
Willy kemudian mengingatkan berbagai pihak yang meminta dan mengumpulkan data pribadi warga agar bersungguh-sungguh dalam membangun sistem perlindungan data.
"Apa yang menjadi concern Bjorka harusnya juga menjadi concern semua pihak yang dengan sadar meminta dan mengumpulkan data pribadi warga negara. Mereka harus dengan sungguh-sungguh membangun sistem pelindungan data atau menghentikan kegiatannya meminta dan mengumpulkan data pribadi," lanjutnya.
Bjorka juga sempat membongkar data Menteri BUMN Erick Thohir. Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, pun merespons cuitan hacker Bjorka yang 'mencolek' Menteri BUMN Erick Thohir mengenai kenaikan harga BBM. Arya heran mengapa seorang hacker mengurusi politik.
"Hacker kok masuk politik ya?" kata Arya, enggan menanggapi lebih jauh cuitan Bjorka.
Sebagai informasi, baru-baru ini sang hacker mengungkapkan motifnya mengacak-acak data pemerintah. Dia mengatakan memiliki orang dekat yang pernah menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca-1965. Dia mendedikasikan aksi ini untuk seorang kawan orang Indonesia di Warsawa, Polandia.
Bjorka mengatakan, kawannya yang orang Indonesia itu telah mengurus dirinya sejak dia lahir. Ia pun menyebut sosok ini ingin pulang membangun Indonesia dengan teknologi.
Meskipun, dia juga melihat hal yang menyedihkan untuk menjadi seorang seperti BJ Habibie. Sampai akhir hayatnya tahun lalu, sosok ini tidak bisa pulang ke Indonesia. Cerita Bjorka ini tidak bisa dikonfirmasi apakah asli atau karangan belaka. [rin]