Namun demikian, Willy kemudian menyoroti proses pembahasan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) yang masih berlangsung di parlemen. Menurutnya, catatan dari hacker Bjorka bisa dipertimbangkan soal lembaga yang tepat untuk memegang wewenang terkait perlindungan data pribadi warga.
"RUU PDP saat ini memang masih akan dibahas bersama pemerintah dan DPR, catatan dari Bjorka boleh jadi bisa menjadi pertimbangan tentang lembaga yang tepat dalam pelindungan data pribadi nantinya," katanya.
Baca Juga:
Ahok Umumkan Akun Instagram Miliknya Dihack Orang Tak Dikenal
Willy kemudian mengingatkan berbagai pihak yang meminta dan mengumpulkan data pribadi warga agar bersungguh-sungguh dalam membangun sistem perlindungan data.
"Apa yang menjadi concern Bjorka harusnya juga menjadi concern semua pihak yang dengan sadar meminta dan mengumpulkan data pribadi warga negara. Mereka harus dengan sungguh-sungguh membangun sistem pelindungan data atau menghentikan kegiatannya meminta dan mengumpulkan data pribadi," lanjutnya.
Bjorka juga sempat membongkar data Menteri BUMN Erick Thohir. Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, pun merespons cuitan hacker Bjorka yang 'mencolek' Menteri BUMN Erick Thohir mengenai kenaikan harga BBM. Arya heran mengapa seorang hacker mengurusi politik.
Baca Juga:
Situs PN Jakpus Kena Hack, Peretas Bawa-bawa Bjorka hingga Kasus Sambo
"Hacker kok masuk politik ya?" kata Arya, enggan menanggapi lebih jauh cuitan Bjorka.
Sebagai informasi, baru-baru ini sang hacker mengungkapkan motifnya mengacak-acak data pemerintah. Dia mengatakan memiliki orang dekat yang pernah menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca-1965. Dia mendedikasikan aksi ini untuk seorang kawan orang Indonesia di Warsawa, Polandia.
Bjorka mengatakan, kawannya yang orang Indonesia itu telah mengurus dirinya sejak dia lahir. Ia pun menyebut sosok ini ingin pulang membangun Indonesia dengan teknologi.