WahanaNews.co | Kominfo membeberkan terungkap beberapa pembobol data nasabah yang melancarkan aksinya dari pelosok bahkan dari kampung di dalam hutan.
Tenaga Ahli Utama Kementerian Komunikasi dan Informatika Devie Rahmawati, mengutip pernyataan pihak kepolisian, mengungkapkan ada sejumlah kelompok penjahat siber yang bernaung di hutan untuk melancarkan aksi pembobolan.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
"Menurut pengakuan polisi pelaku penipuan ada di hutan yang sinyalnya bagus, melakukan penipuan [terhadap] nasabah untuk menawarkan menjadi nasabah prioritas," ujar dia, dalam acara webinar Gizmo Talk, Kamis (18/8).
Yang menarik, kata Devie, warga di wilayah pelosok ini memiliki profesi yang sama, yaitu sebagai penjahat siber dengan modus social enginering atau memanfaatkan psikologis korban.
Dengan modus itu, pelaku kejahatan bisa menggasak rekening korban, karena mengaku seolah sebagai petugas perbankan, sehingga para korban percaya dan memberikan sejumlah data penting untuk akses ke rekening nasabah.
Baca Juga:
Bangun Awareness Trend ‘Hacker’, Butterfly Consulting Indonesia Tawarkan Pelatihan Cyber Security
Padahal, sebagian kelompok itu bermukim di sebuah gubuk atau bangunan semi permanen di dalam hutan belantara. Dengan bermodalkan sinyal yang kuat bisa menggasak uang para korban.
"Ini menjadi tantangan berkah digital bagi sebagian orang di sebuah hutan belantara; ada sinyal yang bagus di sana, tapi satu sisi ada hal menarik, membuat gubuk dan melakukan money laundering dengan metode psycho-engineering dan tanpa sadar bisa menggasak rekening korban," tutur dia.
Meski begitu, ia mengaku bukan hal yang mudah untuk menangkap para pelaku kejahatan digital tersebut.