Adapun Andika, yang merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia tahun 1987 itu, pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh, dua daerah yang masuk kategori rawan pada masa Orde Baru.
Pada Oktober 1993, seperti tertulis dalam buku Conboy, tim yang dipimpin Andika --saat itu berpangkat kapten-- menangkap Tengku Bantaqiah, tokoh Islam di Beutong Ateuh, yang disebut terkoneksi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Baca Juga:
Hadi Tjahjanto: Saya Doakan Jenderal Andika Aman dan Lancar
Pada Juni 2002, calon Panglima TNI ini meringkus Umar Faruq, yang disinyalir terhubung dengan jaringan teroris global Al-Qaidah.
“Dia memang ditugasi di BIN untuk memantau jaringan Al-Qaidah di Indonesia," kata mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), As’ad Ali.
Setelah menangkap Faruq, Andika melanjutkan kuliah ke National Defense University, Amerika Serikat.
Baca Juga:
Pesan Perpisahan Marsekal Hadi Tjahjanto: Tak Ada Kata Menyerah bagi NKRI!
Andika naik menjadi jenderal bintang satu saat menjabat Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada 2013.
Setahun sebelumnya, pada awal 2012, ia berkenalan dengan Joko Widodo, yang saat itu menjabat Wali Kota Solo.
Adik ipar Andika, Diaz Hendropriyono, mengatakan, Jokowi waktu itu menghadiri ulang tahun ibunya, Diah Hendropriyono.