WahanaNews.co | Seorang anggota Polres Wonogiri diduga jadi korban penembakan anggota polisi lainnya, di sekitar Astana Pracimaloyo, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Selasa (19/4) sore.
Saat ini anggota kepolisian tersebut mendapatkan perawatan khusus di RSUD dr Moewardi karena kondisinya kritis.
Baca Juga:
Pembunuhan Sadis di Wonogiri: Sarmo Bakar Kerangka 2 Korbannya
Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban penembakan tersebut berinisial D dan berpangkat Bripda. Yang bersangkutan merupakan anggota Polres Wonogiri. Sementara penyergapan dilakukan oleh tim Resmob Polresta Surakarta.
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun ia enggan membeberkan kronologi kejadian, termasuk identitas korban maupun pelaku penembakan.
"Iya benar," katanya singkat.
Baca Juga:
Soal Dugaan Korupsi Kepala Desa Pemkab Wonogiri dan Klaten Buka Suara
Ungkapan senada disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudusy. Menurutnya, kasus tersebut masih didalami dan saat ini ditangani oleh Polda Jawa Tengah.
“Kasusnya masih dalam pendalaman Propam Polda. Kabid Propam Polda dan Tim juga sudah langsung ke lapangan. Bripda D sudah di pindahkan ke RSUD Dr Moewardi Solo. Besok kita rilis,” terangnya.
Kesaksian warga di sekitar lokasi kejadian, Rivalno Adi Prasetya, pada saat itu ia sedang menjaga sebuah rental play station. Namun tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dari depan kios rentalnya.
"Saya dengar ada suara tembakan 3-4 kali, lalu warga pada keluar," ujar Rivalno, Rabu (20/4) siang.
Sebelum kejadian, lanjut dia, ia melihat sebuah mobil Toyota Avanza yang berhenti di simpang tiga depan tokonya. Ia juga melihat sekitar 4 orang yang diduga polisi sudah bersiap di seberang jalan.
"Tiba-tiba mobilnya ditembaki, terus mobilnya langsung kabur ke arah selatan," terang dia.
Mobil avansa tersebut, lanjut dia, ditembak pada bagian depan, hingga bemper depan mobil terlepas. Setelah itu, datang satu mobil lainnya. Dan di dalam mobil tersebut sudah ada orang yang diborgol.
Menurutnya, saat kejadian, arus lalu lintas cukup padat karena bersamaan dengan jam pulang kerja. Saat ada pengguna pengguna jalan yang hendak merekam, ia tidak diperbolehkan.
"Usai penembakan, mereka langsung pergi. Mereka nggak pakai seragam, pakai mantel biasa dari plastik itu. Terus ada yang datang dari selatan pakai rompi polisi," terangnya. [rin]