Para prajurit Tamtama di Koopsud III bermain futsal di malam hari, termasuk Prada Indra dengan seniornya. Setelah bermain futsal, Prada Indra ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh rekannya lalu dilarikan ke rumah sakit.
19 November 2022 subuh: Prada Indra meninggal di rumah sakit
Dokter menyatakan Prada Indra meninggal akibat henti jantung. Saat itu, pihak Koopsud III baru mendapat keterangan terbatas soal kematian Prada Indra, sehingga sempat menduga Prada Indra meninggal karena dehidrasi.
Baca Juga:
Pascakonflik TNI-Polri di Sorong, Kapolda Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Hoaks
19 November 2022 siang: Jenazah Prada Indra dipulangkan
Jenazah Prada Indra dipulangkan menggunakan maskapai Lion Air pada siang harinya. Proses pemulangan Prada Indra dikawal oleh atasannya langsung, Mayor Tri.
19 November 2022 malam: Penyelidikan kasus kematian
Indan menuturkan seiring dengan proses pemulangan jenazah, Koopsud III melakukan penyelidikan lebih dalam soal penyebab meninggalnya Prada Indra.
20 November 2022 subuh: Autopsi jenazah Prada Indra
Autopsi jenazah Prada Indra dilakukan di RSUD Tangerang. Pihak keluarga dan Mayor Tri turut hadir dalam proses autopsi.
Baca Juga:
OPM Sebut TNI Kerahkan Pesawat dan Bom di Papua, Mabes: Tidak Benar
20 November 2022 siang: Penahanan 4 prajurit TNI AU
Indan menyampaikan Panglima Koopsud III memerintahkan Danpomau dan Asintel untuk melakukan penyidikan. Dari situ ditahan 4 senior yang diduga terlibat penganiayaan Prada Indra.
21 November 2022: Temuan adanya dugaan kekerasan
Indan menuturkan pihak Koopsud III langsung mengabari keluarga Prada Indra soal temuan dugaan kekerasan yang dialami korban. Indan menegaskan hingga kini proses penyidikan terhadap 4 senior Prada Indra masih berlangsung.
Penyebab Prada Indra Meninggal
Usai dilakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kematian Prada Indra, terungkap bahwa penyebab Prada Indra meninggal adalah karena dianiaya senior-seniornya. Pihak Koopsud III mengungkap soal temuan dugaan kekerasan yang dialami korban.
"Tanggal 21, Senin, informasi tersebut diinformasikan kepada keluarganya oleh Danpom, bahwa ada dugaan tindakan kekerasan seniornya. Kami tidak ingin ada persepsi masyarakat yang beranggapan TNI AU menutupi, sama sekali kami tidak ada niat menutupi. Dan saat ini proses penyidikan terus berlangsung dan ini menjadi bahan evaluasi untuk kami," ungkap Indan.