"Antar tiga partai ini sudah saling puji, sudah merasa saling cocok, pertanyaannya kapan ini dideklarasikan? Itu yang pertama," jelas Adi.
Pun, yang kedua menurutnya mungkin ada sesuatu yang belum selesai antara tiga parpol tersebut.
Baca Juga:
Gubernur Gorontalo Paparkan Enam Program Infrastruktur Prioritas Kepada Menko Agus Harimurti
Ia menganalisa belum selesai yang dimaksud menentukan siapa cawapres pendamping untuk Anies Baswedan.
Bagi Adi, poros tiga parpol tersebut diuji soal penentuan cawapres. Dia menekankan dari poros ini kemungkinan besar sudah sepakat Anies sebagai capres.
"Karena apa pun judulnya, Demokrat itu masih mematok harga mati AHY sebagai kandidat cawapres. Kalau AHY nggak bisa diterima untuk mendampingi Anies ya publik juga nggak terlalu yakin kalau Demokrat akan bergabung," tutur Adi.
Baca Juga:
Resmi! AHY Umumkan Dewan Pakar Demokrat, Ada Andi Malarangeng dan Rachlan Nashidik
Begitu juga menurutnya dari sudut pandang PKS. Dia mengatakan PKS mungkin berpikir coattail effect atau efek elektoral dari Anies sebagai capres.
"Jangan-jangan setelah Anies dideklarasikan Nasdem, suara publik PKS akan migrasi ke Nasdem. Bagaimana mensiasati poros ini terbentuk tapi jangan suara PKS di Pileg itu jangan tergerus," ujarnya.
"Hal-hal semacam ini tentu menjadi kerumitan untuk membentuk poros politik di 2024," sebut Adi. Meski demikian, ia menilai dari chemistry, Nasdem, Demokrat, dan PKS berpotensi besar bisa membentuk poros koalisi.