WahanaNews.co |
Baru sekitar empat bulan digaungkan pasangan Calon Presiden 2024,
Jokowi-Prabowo, sekarang sekitar 80 juta masyarakat Indonesia setuju Jokowi
tiga periode.
Klaim tersebut diungkapkan
oleh pengamat politik, M Qodari, setelah membaca hasil survei dari SMRC dan
Charta Politica, hasilnya signifikan.
Baca Juga:
Isu 'Pak Lurah' Minta 3 Periode, Ramai-ramai Menepis Hasto
Padahal, menurut Qodari,
wacana tersebut belum dilakukan secara kelembagaan.
Jika dilakukan secara
kelembagaan, bisa jadi bola salju.
Qodari menambahkan, dalam
empat bulan ini, wacana tersebut mengalami peningkatan dari warga masyarakat
yang setuju Jokowi tiga periode.
Baca Juga:
Dukung Jokowi 3 Periode, Habib Kribo: Kenapa Tidak?
Terkait klaim 80 juta
masyarakat Indonesia menyetujui Jokowi tiga periode, Penasihat Komunitas JokPro
2024 itu melihat survei Saiful Mujani
Research and Consulting (SMRC) tentang wacana tersebut.
Di mana didapatkan 52,9
persen masyarakat Indonesia masih menolak dan 40,2 persen menyetujui wacana
tersebut.
"Ada 80 juta orang hari
ini. Karena, 40 persen dari responden survei itu, kalau diproyeksikan ke 200
juta masyarakat Indonesia, berarti 80 juta. Itu sudah setuju dengan gagasan
Jokowi-Prabowo atau Jokowi tiga periode," ujar Qodari kepada wartawan,
Kamis (24/6/2021).
Qodari mengatakan, persentase
masyarakat Indonesia yang menyetujui wacana Presiden Jokowi tiga periode terus
mengalami peningkatan empat bulan terakhir.
Berdasarkan survei Charta Politica pada bulan Maret,
masyarakat yang tahu gagasan ini sebesar 37 persen, yang setuju 13 persen,
tidak setuju 61 persen.
Kemudian, Mei kemarin, ada
survei dari Parameter mengenai wacana Jokowi tiga periode.
Dari survei tersebut,
terungkap jumlah masyarakat yang tahu gagasan Jokowi-Prabowo sudah 53 persen,
kemudian yang setuju sudah 27 persen, yang tidak setuju turun jadi 52 persen.
"Bayangkan, yang tahu
naik 16 persen, yang setuju naik 14 persen, yang tidak setuju turun 9
persen," kata Qodari.
Terakhir, yakni survei SMRC,
yang menunjukkan bahwa 40,2 persen masyarakat setuju gagasan Jokowi-Prabowo
atau Jokowi Tiga Periode.
Sementara yang tidak setuju
sebesar 52,9 persen.
"Bayangkan dalam waktu
tiga sampai empat bulan, istilahnya ketika baru saya sendiri yang berdakwah
gagasan Jokowi-Prabowo, dimarah-marahin, lalu kemudian Pak Jokowi bilang enggak setuju, UUD 1945 masih ngatur presiden 2 periode, loh kok hasil surveinya naik kayak begitu
(sangat signifikan)," ujar Qodari.
"Coba bayangkan kalau
teman-teman yang bergerak untuk gagasan ini lebih banyak secara kelembagaan,
menurut saya gagasan ini akan jadi bola salju (terus membesar)," sambung
dia. [dhn]