WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko mengimbau para aktivis untuk tidak ikut-ikutan dengan agenda asing yang memiliki kepentingan menghambat kemajuan bangsa Indonesia.
Budiman mewanti-wanti negara maju akan mencoba berbagai cara guna mencegah keberlanjutan pembangunan yang baik di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Baca Juga:
Kejati Jabar Terus Perdalam Dugaan KKN di Pasar Sindangkasih Majalengka, Agus Satria: Apresiasi Untuk Kejati
"Jika kita belajar comparative politics, geopolitik, dan sejarah, kita akan paham narasi dan plot standar yang mereka jalankan sekarang ini. Mereka sedang berupaya menghambat keberlanjutan pembangunan bangsa kita," ujar Budiman di Jakarta, Minggu (11/2/2024).
Budiman yang merupakan politikus dari kalangan aktivis ini lantas memberi contoh di Amerika Latin yang sudah puluhan tahun menikmati demokrasi liberal tetapi tidak pernah mendapatkan keberlanjutan pembangunan.
Setiap pemimpin di Amerika Latin, terang Budiman, tidak sempat mematangkan agenda ekonomi politiknya karena selalu diganti dengan kubu di seberangnya. Dengan alih-alih perubahan, lanjut Budiman, pemimpin baru selalu meniadakan atau menghilangkan warisan pemimpin sebelumnya.
Baca Juga:
Dugaan KKN di Proyek Gedung Pencak Silat, Aktivis Minta APH dan Komisi Persaingan Usaha Turun Tangan
"Akibatnya, belum matang sudah berubah lagi haluannya, padahal transformasi butuh satu bahkan dua generasi. Akhirnya, mereka terjerembab sebagai negara-negara yang berpendapatan menengah," sambungnya.
Budiman tidak meragukan banyak aktivis yang benar-benar mencintai Indonesia dengan hati nurani dan nalar independen. Hanya saja, ia mengingatkan agar aktivis di Indonesia tidak terjebak dalam kepentingan asing tersebut.
"Saya dalam posisi mengingatkan ada kepentingan asing yang mengerucut dalam pemilu saat ini terutama terkait hilirisasi dan mencegah keberlanjutan pembangunan," terang Budiman.
"Jadi, saya mengimbau para aktivis agar tidak ikut-ikutan agenda asing," tandasnya.
Budiman menambahkan sebagian aktivis sering kali tidak menyadari sedang membela kepentingan asing. Untuk itu, ia turut mengimbau masyarakat untuk berhati-hati, terutama terhadap agenda yang didanai oleh asing.
Agenda aktivis, tegas Budiman, harus mengaitkan demokrasi dengan keadilan sosial, keadilan global dan kemajuan.
Budiman berpendapat Indonesia hari-hari ini mempunyai kesempatan untuk meneruskan keberlanjutan pembangunan, namun seakan dihalangi.
"Negara berkembang tak dibolehkan punya pemimpin yang berani, cerdas dan strategis sekaligus. Kalau sudah ada yang terlanjur cerdas, mereka akan usahakan jangan berani; kalau sudah ada yang berani, usahakan jangan cerdas. Jika sudah terlanjur cerdas dan berani, usahakan jangan strategis berpikirnya," ungkap Budiman.
"Dan tahun 2024 ini kita memiliki kesempatan untuk tidak hanya memiliki pemimpin yang berkomitmen pada keberlanjutan pembangunan, namun juga pemimpin yang berani, cerdas, dan strategis cara berpikirnya. Kesempatan tak akan datang lagi, ini harus kita ambil," pungkasnya.
[Redaktur: Sandy]