WahanaNews.co, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, mengakui bahwa partainya membuka kesempatan untuk kembali mendukung Presiden Joko Widodo demi kepentingan rakyat.
Hasto menegaskan bahwa PDIP senantiasa terbuka terhadap siapa pun dan selalu menempatkan kedaulatan rakyat sebagai prioritas utama.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Menurutnya, tujuan partai politik tak lain adalah untuk merespons aspirasi masyarakat.
"Oh iya, itu kan tujuan berpolitik adalah itu. Maka kami membuka diri di dalam berpolitik dengan mengedepankan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat," kata Hasto di Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Dia meyakini seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat dan tidak mementingkan kepentingan keluarga tak akan jauh dengan PDIP. Sebab, kata Hasto, PDIP adalah partai wong cilik.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
Dia menyebut partainya lahir dan memiliki jejak sejarah bersama masyarakat. Hasto menyebut PDIP memiliki DNA kerakyatan dan keberpihakan wong cilik.
"Sama juga dengan PPP, sehingga DNA kami adalah DNA kerakyatan, DNA keberpihakan pada wong cilik, DNA konsistensi pada amanat konstitusi," katanya.
Namun, ketika ditanya mengenai kemungkinan koalisi dalam Pemilihan Presiden, Hasto tidak memberikan jawaban yang pasti. Ia menyatakan bahwa saat ini PDIP telah membentuk koalisi dengan Perindo, Hanura, dan PPP. Hasto mengatakan bahwa partai-partai yang mendukung Ganjar-Mahfud masih fokus pada upaya meraih kemenangan dalam pilpres.
"Iya, koalisi telah kami bentuk dengan PDI Perjuangan, PPP, Perindo, Hanura, kerja sama politik bersama relawan untuk mendapatkan dukungan rakyat," ujar Hasto.
Isu mengenai kemungkinan ketidakharmonisan hubungan antara Jokowi dan PDIP terus muncul sejak Gibran Rakabuming mencalonkan diri dalam Pilpres 2024. Hubungan mereka dikabarkan berakhir, dan Jokowi terakhir kali tidak hadir dalam perayaan HUT PDIP.
Namun, baru-baru ini, Jokowi disebut-sebut telah meminta waktu untuk bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, meskipun kedua belah pihak telah membantah kabar tersebut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]