WahanaNews.co | Sebuah foto dengan narasi kilatan cahaya hijau di langit Magelang viral di media sosial, Senin (5/12) kemarin. Seperti apa faktanya?
Foto diposting akun Instagram @merapi_uncover. Terlihat benda bercahaya menyerupai meteor jatuh. Dari narasi yang ada di postingan itu, disebutkan benda bercahaya itu jatuh di daerah Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
"Seumur umur lihat kayak gitu gede banget , terang banget , jatuhnya tegak lurus , kelihatan jatuh arah Timur kota Magelang," tulis akun itu seperti dilihat Senin (5/12/2022).
Postingan itu kemudian jadi ramai dan banyak dikomentari warganet. Salah satunya akun @yos*** yang menyebut jika benda bercahaya itu terlihat juga dari Semarang.
"Dari semarang jg terpantau kelihatan," tulisnya.
Baca Juga:
Saat Berkendara, Ini Cara Halau Silau Lampu Mobil dari Arah Berlawanan
Sementara akun sup*** juga ikut berkomentar. Menurutnya bulan September lalu dirinya juga melihat hal serupa.
"Pertengahan bulan september lalu juga lihat, mengarah ke barat. Warnanya mirip, dominan hijau campur warna biru dan putih," tulisnya.
Terkait hal itu, peneliti Pusat Sains Antariksa BRIN Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan peristiwa dalam foto itu adalah hujan meteor Sigma Hydrid.
"Sementara ini, hemat saya, adalah hujan meteor Sigma Hydrid yang sudah aktif sejak 2 Desember, berpuncak pada 9 Desember dan berakhir pada 20 Desember," kata Andi kepada wartawan, Senin (5/12/2022).
Andi menjelaskan kondisi bulan saat ini yang beriluminasi 90 persen, pukul 00.45 dini hari tadi, posisinya sudah terbenam di ufuk barat. Sehingga cahaya meteor yang kehijauan tidak terganggu intervensi cahaya bulan.
"Cahaya meteor yang kehijauan menandakan bahwa meteor tersebut mengandung banyak magnesium, dan ketika bereaksi dengan atmosfer bumi saat melintas, akan menghasilkan pijar kehijauan," urainya.
Ia melanjutkan, tidak dampak signifikan dari fenomena itu karena sisa debu yang terbakar atmosfer bumi.
"Selain itu, terlihat sebagai meteor ini berukuran kurang dari 12 meter sehingga habis terbakar oleh atmosfer bumi dan tidak menimbulkan dampak apa-apa ke masyarakat," urainya.
Andi juga menambahkan setiap tahun fenomena ini terjadi. Karena hujan meteor biasanya berpotongan dengan orbit pada konstelasi tertentu sehingga jadwalnya juga tertentu.
"Intensitasnya memang sedikit hanya 3-4 meteor per jam untuk Indonesia," pungkasnya. [rds]