Sentilan-sentilan tersebut lantas dijawab oleh Partai Gerindra. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menuding, pihak yang mengkritik pembelian alutsista tak paham persoalan geopolitik.
“Ya itu menunjukkan ketidakpahaman Pak Muhaimin soal geopolitik dan geostrategis,” kata Habiburokhman di Kantor Bawaslu Jakarta Pusat, Tanah Abang, Rabu (3/1/2024), mengutip Kompas.com.
Baca Juga:
Peralihan Sepihak SHM Tanah di Ceger, Pengamat: Ini Ulah Mafia Tanah
Menurut Habiburokhman, membeli alutsista tidak seperti membeli mi instan di sebuah minimarket. Narasi serupa sebelumnya pernah diungkapkan Prabowo.
“Ada duit belum tentu bisa beli, begitu loh,” ujarnya. Habiburokhman kemudian mengungkit pernyataan Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK). Ia menyinggung soal perang yang tak bisa diprediksi.
“Ingat enggak debat capres dulu, Pak JK kalau enggak salah yang ngomong, ‘20 tahun ke depan, 30 tahun ke depan enggak akan ada perang di dunia’,” ujar Habiburokhman.
Baca Juga:
Kakantah Kota Surabaya I Didampingi Kakanwil BPN Jatim Terima Penghargaan dari Ombusman RI
“(Kemudian) meletus (perang) Ukraina, Hamas-Israel, ketegangan di South China Sea (Laut China Selatan),” tuturnya.
Anggaran naik Pro kontra terkait ini bermula ketika pemerintah memutuskan menaikkan anggaran sektor pertahanan sekitar 5 miliar dollar Amerika Serikat pada akhir November 2023 lalu. Jumlah ini bersumber dari pinjaman luar negeri.
Semula, anggaran pertahanan untuk periode 2020-2024 sebesar 20,75 miliar dollar Amerika Serikat. Dengan perubahan ini, sektor pertahanan kini mendapat alokasi anggaran mencapai 25 dollar Amerika Serikat.