WAHANANEWS.CO, Sentani - Kisruh program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua berubah menjadi drama politik yang lebih besar. Di balik aksi penolakan yang menyebar, terungkap adanya aktor-aktor yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan tertentu.
Kota Sentani, Kabupaten Jayapura menjadi panggung utama ketegangan saat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) diduga menunggangi gelombang protes yang seharusnya murni menyuarakan aspirasi masyarakat.
Baca Juga:
Aliansi Masyarakat Toba Kecewa Terhadap Ketua DPRD Toba, Menyampaikan Aspirasi Harus ada Surat Pemberitahuan
KNPB, organisasi sayap kiri yang dikenal cukup keras menentang kebijakan pemerintah, kembali menarik perhatian dengan keterlibatannya dalam isu ini.
Situasi memanas ketika Polres Jayapura mengamankan beberapa siswa yang diduga akan menggelar demonstrasi penolakan program MBG di Kota Sentani.
Tindakan ini menambah kompleksitas persoalan yang kini tidak lagi sekadar tentang program pangan, tetapi juga stabilitas sosial di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Aliansi Masyarakat Toba Demo DPRD Toba Desak Gelar RDP Terkait Penculikan Pejabat Sofian Sitorus
Kapolres Jayapura, Ajun Komisaris Besar Polisi Umar Nasatekay, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengamankan lima pelajar yang diduga terlibat dalam aksi tersebut.
“Berdasarkan keterangan para pelajar, demonstrasi ini mendapat arahan dari KNPB,” kata Umar pada wartawan, Senin (17/2/2025) malam.
Ia menjelaskan bahwa dua hari sebelum aksi berlangsung, Ketua KNPB Sentani, Zadrak Lagoan, telah memberikan instruksi kepada para pelajar yang ikut serta dalam demonstrasi tersebut.