WahanaNews.co, Jakarta - Kamhar Lakumani, Deputi Badan Pemenangan Pemilu dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, mengungkapkan adanya potensi untuk mengembangkan komunikasi politik dengan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, usai Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Kamhar menyatakan bahwa Partai Demokrat akan secara hati-hati menjelajahi semua peluang ini selama tetap sesuai dengan prinsip-prinsip nilai yang dianut oleh partai tersebut.
Baca Juga:
AHY Bersyukur Tinggalkan Koalisi Anies: Tak Jadi Hancur Lebur
Kamhar menegaskan bahwa sejarah hubungan masa lalu antara SBY dan Megawati atau Prabowo tidak akan menjadi penghalang yang signifikan dalam menjalin kerja sama dengan kedua poros politik tersebut.
Ia memberikan contoh bagaimana Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah berhasil membangun jalur komunikasi.
Upaya ini terlihat melalui pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (PDIP) PDIP, Puan Maharani.
Baca Juga:
AHY Sindir Manuver Koalisi Lawan, Pilpres Belum Selesai Sudah ke Sana Kemari
Hal yang sama juga terjadi dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang pernah melakukan kunjungan ke daerah asal Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Pacitan.
“Jadi pada dasarnya tak ada kendala untuk membangun komunikasi dengan kedua poros koalisi itu,” kata Kamhar, mengutip Tempo, Minggu (3/9/2023).
Namun, Kamhar dengan tegas menyatakan bahwa Partai Demokrat tidak akan segera mengambil tindakan politik dalam beberapa hari setelah pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar muncul.